It’S You

Aloha para reader sekalian xD
Maaf bukannya bikin ff KyuYoung dan Couple Sugen lainnya…. aku malah seenak jidat membuat ff bergenre yuri … nan jeongmal mianhae. Tapi berhubung author seorang SooSic Sphere gak papa dong xD
Yuk lah capcus… jangan dibash yahhhhh 😀
————————-
It’S You My Lovely Summer
Jessica POV
“SooNa SooNa SooNa… semua SooNa moments,” bentakku kesal sambil membanting i-pad yang tak berdosa diatas ranjangku. Yeoja itu seenaknya memelukku Summer-ku. Cih. Dan apa-apaan ini? Kenapa fany meminta summer menggandeng tangannya, bahkan Taeng tadi mengajaknya makan malam dan sekarang aku sendirian disini. Huh!!!
“kami pulang~!”, suara cempreng itu. Akhirnya ia pulang juga. Ah, sebaiknya aku pura-pura tidur. Batinku sambil menarik selimut menutupi seluruh tubuhku hingga batas muka.
“Jung SooYeon~”, panggilnya sambil masuk kealam kamar kami. Ishhh, jangan panggil aku dengan panggilan itu >_<)
“eh, sudah tidur yah?”, ujarnya heran. Kudengar langkah kakinya mendekat dan memegang selimutku sebentar. “dasar sleepy head”, desisnya yang dapat kudengar. Dan kau shikshin, ejekku dalam hati. Derik pintu kamar mandi terbuka, sepertinya ia akan mandi. Tapi gemericik air ini… ah, dia hanya membasuh muka dan berganti baju. Pemalas. Bahkan ia tak bisa merawat tubuhnya sendiri. Tapi… aku selalu suka aroma tubuh yang dikeluarkannya kkkkk~
“SooYeon eonni….”, panggilnya lagi. Eh, sejak kapan ia keluar dari kamar mandi. Ia merebahkan tubuhnya dikasurku. Hei,,, ini sempit. Bagaiman kalau kau jatuh? Batinku kesal. Grep. Tangan panjangnya dengan cepat memelukku. Tak membiarkan tubuh mungilnya terdorong dari kasur kecilku.
“kenapa kau sudah tidur? Aku ingin cerita makan malamku dengan TaeTae”, ucapnya lirih sambil mengeratkan pelukannya. Sumpah… ini sesak. Bukan karena pelukannya, tapi karena ucapannya. Apakah kau senang? Apakah kau menyukai leader itu?
“ia membelikanku wine kesukaan kita. Bahkan ia menyiapkan banyak pencuci mulut untukku… ah, itu sungguh enak”, ujarnya lagi. Oke, aku kesal sekarang…
“kau sudah selesai?”, tanyaku sarkatis. Ia terkikik dan membuka selimutku.
“sudah”, jawabnya sambil memberikan senyuman lebarnya. Ishhh, aku tau kau manis. Tapi… senyum itu menyebalkan tau.
“kenapa? Apakah aku mengganggu tidurmu?”, tanyanya dengan pandangan innocentnya. Ia menarik tubuhku dan menaruh dagunya diatas bahuku.
“mianhae”, bisiknya sambil menggosok punggungku. “nah tidurlah… besok kita akan balik ke Jepang kan?”, ujarnya melepas pelukanku. Andwe, jangan dilepas. Aku menarik lengannya.
“kkkkk, aku tidak marah. Aku tau kau pasti lelah kan?”, ujarnya sambil melepas cengkramanku. Aigoo, bukan ini maksudku n.n
“jaljayooo jung sooyeon”, ucapnya sambil memeluk guling satu-satunya dikamar kami. Ia tidur membelakangiku. Aku terduduk dipinggir ranjangku sendiri.
“SooYoung-ah~”, panggilku.
“heum?”, gumannya dan membalikkan badannya.
“boleh aku tidur denganmu?”, tanyaku takut-takut. Ia mengangguk dan menggeser posisi tubuhnya. Aku berdiri dan langsung berbaring disebelahnya. Ia langsung memeluk pinggangku tanpa permisi. Selalu begini n.n
“kau sudah makan? Aku beli cake tadi dijalan”, tanyanya dengan mata terpejam. Wajah kami saling berhadapan. Jujur aku menyukai moment seperti ini karena aku dapat memandangi wajahnya.
“belum”, jawabku.
“wae? Kalau kau sakit bagaimana? Dan kalau kau sakit pasti jadwal kita terganggu tau…bla bla bla”, aku menyukai sosok perhatiannya. Walau orang-orang akan mengatakannya cerewet, tapi aku menyukainya. Menyukai segala hal yang ada pada dirinya. Dan mata bulatnya selalu membuatku terpesona. Mata yang tak bisa berbohong dan selalu bersinar dalam kesulitannya.
TAKKKK
Sentikan kerasnya mendarat didahiku.
“appo…”, rintihku sambil mengusap dahiku. Ia terkikik. Menyebalkan. Cup. Kecupan lembut mendarat dikeningku.
“masih sakit?”, tanyanya dengan senyum evil. Aku memilih diam dan mengeluarkan Sica Effect daripada menjawab pertanyaan bodohnya.
“bogoshipoyo…”, bisiknya sambil mengusap pipiku. Aku tersenyum.
“nado…”, jawabku. Kubenamkan kepalaku dalam pelukannya. Aku merindukan momment ini. Walaupun kami roomate, kami tak bisa saling bermanjaan selayaknya kekasih pada umumnya. Kekasih? Apakah aku harus menjawabnya?
“Sica-chu…”, panggilnya. Aku mendangak menatap wajahnya. “sepertinya belakangan ini kau semakin manja”, tatapnya heran. Aku menelan ludah. Benarkah?
“itu bukan salahku… kalau aku tidak begitu kau akan terus bersama member lainnya dan main peluk dan bergenggaman tangan”, ucapku jujur. Ia tersenyum lembut.
“jadi kau cemburu? Tenang saja Jung SooYeon. Aku milikmu”, ucapnya memberi kejelasan padaku. Entah kenapa perasaanku tenang mendengar jawabannya.
“jeongmalyo?”, tanyaku. Aku sedikit ragu mengingat kedekatannya dengan beberapa namja dari beberapa BoyBand terkenal lainnya.
“kau tidak mempercayaiku?”, tanyanya dengan tatapan sedih. Aku mengangguk kecil. Ia melepas pelukannya dan duduk diatas ranjang.
“mianhae…”, ucapku lirih dan ikut duduk. Aku menggenggam kaos lengan panjangnya.
“gwenchana…”, ucapnya dan berdiri hendak keluar kamar. Aku menarik lengannya dan mencium bibirnya sekilas. Aku menatapnya ragu. Jujur selama ini kami tak pernah melakukan kontak seperti ini selain pelukan dan kecupan dikening atau pipi.
“Sicaaaa…”, panggilnya lirih.
“aku memang ragu terhadapmu… tapi aku tak mau kau ragu padaku. Aku sungguh menyukaimu hingga akhir”, jawabku tertunduk. Ia memegang bahuku lembut.
“Jung SooYeon…”, panggilnya. Aku takut ia marah. Selama ini ia memang yang menjaga jarak tentang hubungan kami, dan akulah orang yang mengejarnya. Aku tak tau, ia dulu menerimaku hanya takut aku terluka atau karena hal apa.
“Choi SooYeon?”, panggilnya. Tunggu. Choi SooYeon? Apa maksudnya! Aku mendangak kaget dan tanpa sadar menatapnya.
“aku selalu mempercayaimu… dalam keadaan apapun aku akan tetap memilihmu. Arasho?”, ujarnya meyakinkanku lagi. Aku mengangguk pelan mendengar ucapannya. Aku ingin mempercayainya…
“percayalah padaku walaupun itu sakit”, pintanya. Airmata menggenangi sudut matanya, bahkan bibir yang selalu tersenyum evil itu bergetar.
“uljima… jebal uljima chagi”, pintaku balik sambil menyeka airmata yang jatuh dipipi chubby-nya. Ia terisak menahan tangisnya. Jebal, jangan menangis. Aku tak bisa melihatnya menangis. Itu menyakitkan. Ia memejamkan matanya mencoba menahan airmatanya yang terjatuh. Aku menarik tengkuknya dan sedikit menjijit, kalian tahu perbedaan tinggi antara kami berdua kan? Padahal dulu tinggian aku jauh saat traine. Cup. Dan lagi, aku menciumnya duluan. Airmata membasahi wajahku. Kumohon berhentilah menangis, apalagi ini karenaku. Aku melumat kecil bibirnya. Biarlah nanti ia mengejekku agresif.
“Sica…”, selanya melepas ciumanku. Jujur Choi SooYoung, aku terluka. Kau menolakku.
“mi, miannn”, ucapku terbata.
“aniya… aku yang seharusnya minta maaf”, ia menyeka airmatanya dan melepas tanganku dari tengkuk lehernya. Dan lihatlah, tanpa berkata ia telah menolakku, sepertinya selama ini hanya aku yang mencintainya. Perhatiannya hanya sebatas pertemanan dan teman kerja. Sepertinya…
“aahhhh aku lapar… ayo kita makan cake yang aku beli”, ajaknya memecahkan kesunyian yang terjadi. Tanpa persetujuanku ia menarik lenganku dan berjalan cepat kearah dapur. Aku terus menundukkan kepalaku. Aku tak mau ia melihat raut wajah terlukaku. Biar aku saja yang tau. Ia melepaskan pegangannya dan membuka pintu kulkas, memotong cake jadi beberapa bagian dan menaruhnya dipiring kecil dengan dua garpu kecil.
“aku sangat menyukainya, kuharap kau juga”, ujarnya meletakkannya didepanku. Aku tetap berdiri sambil memotong cake dan memakannya. Sooyoung duduk dikursi yang biasa ditempati Taeng eonni, ia menarik lenganku hingga aku terduduk dipangkuannya.
“kenapa kau diam?”, tanyanya sambil memakan cake bagiannya. Aku tak menjawab dan terus memakan cake coklat enak ini.
“Choi SooYeon kau tak menjawabku!”, desisnya kesal sambil menatapku dingin. Aku tergagap kaget.
“aku sedang makan, jadi bukan salahku tak menjawab pertanyaanmu”, ejekku dan memakan potongan terakhir diatas piring. Tunggu, potongan terakhir? Dasar shikshin. Cepat sekali ia menghabiskan bagiannya.
“kau masih mau?”, tanyanya. Aku menggeleng dan meletakkan garpu kecil disebelah garpu yang digunakannya.
“aku tak tahu kau suka berantakan kalo makan…”, bisiknya sambil menyeka ujung bibirku dengan ujung jarinya. Ia menarik jarinya dan menjilatnya.
“aku juga tak tahu kalo rasanya akan semanis ini bila terkena bibirmu”, tanyanya sambil menatapku. Aku mengedikkan bahuku tanda tak tahu apa-apa. Ia menarik daguku dan melakukan apa yang kulakukan sebelum kita keluar kamar. Ia menciumku dan melumat kecil bibirku.
“aku hanya akan mencium seseorang yang kusukai”,
Aku kembali teringat kata-katanya beberapa waktu yang lalu. Apakah ia menyukaiku? Dan apakah ini jawaban? Aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya, membalas lumatan lembutnya. Aku berharap ini tak berhenti. Dan, harapanku terkabul. Ia memeluk pinggang mungilku dan memperdalam ciuman kami. Lampu dapur yang redup menambah suasana romantis diruangan ini.
“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
Teriakan salah seorang member membuat kami melepaskan ciuman kami dan memandang kaget kearah sumber suara. YoonA, sepertinya ia baru pulang dari syuting karena ia memakai mantel lengkap.
“waeyo Yoong?”, teriak ke6 member lainnya. Seohyun dan HyohYeon duluan yang sampai diTKP. Aku dan SooYoung masih shock dan dalam possisi yang sama. Taeyon, Sunny, Yuri dan Tiffany juga sudah sampai didapur.
“waegeure? Dan kenapa Syoung and Jessie pangku-pangkuan?”, tanya Tiffany dengan aksen anehnya. Aku menelan ludah susah dan menatap Syoung minta bantuan. Tapi sepertinya ia juga syok ttg apa yang terjadi sekarang.
“a, aku melihat Jessica eonni dan Syoung eonni berciuman”, ucap YoonA dengan terbata-bata.
“MWOOOOOOOOOOOOO~!!!”, teriak mereka bebarengan. Dan sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang karena interogasi member lainnya.

____AS____

YoonA POV
Aku baru menyelesaikan syuting individuku. Hah, hari yang berat… apalagi aku tak bertemu dengannya seharian. Dengan langkah berat karena lelah akhirnya aku berdiri didepan dorm kami. Dorm snsd tercinta. Sudah sangat larut. Maklumlah aku kan member tersibuk dengan bayaran termahal di SNSD kkkkkkk. Perlahan aku membuka pintu dorm. Aku tak mau membuat mereka terbangun. Dapur. Itu yang ada dipikiranku saat memasuki dorm. Aku mempunyai hobby makan. Bukan hobby yang buruk bukan?
“mmmmmhhhh ahhhm”,
Aku bergidik ngeri. Suara apa ini? Suara yang berasal dari dapur membuatku sedikit takut. Ishhh, aku yeoja yang kuat dan pemberani. Dengan keberanian penuh aku menapakkan kakiku kerah dapur. Dan. Deg. Aku melihat pemandangan yang seharusnya tak ku saksikan. Sedikit perih mengenai hatiku. Tak dapat kubiarkan.
“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”, teriakku kencang. Kudengar derap langkah berlari dari segala penjuru dorm.
“waeyo Yoong?”, teriak ke6 member lainnya. Ku lihat Seohyun dan HyohYeon duluan yang sampai diTKP. Pasangan yang ingin kupisahkan itu pun masih terpaku dengan kondisi yang sama.
“waegeure? Dan kenapa Syoung and Jessie pangku-pangkuan?”, tanya Tiffany dengan aksen anehnya. Aku menatap mereka penuh amarah.
“a, aku melihat Jessica eonni dan Syoung eonni berciuman”, ucapku lantang.
“MWOOOOOOOOOOOOO~!!!”, teriak mereka bebarengan.
“kalian ini kenapa hah? Apakah kalian mempunyai hubungan!”, bentakku tak percaya. Mungkin saja syoung minta di ajari ciuman karena akan main didrama terbarunya.
“ani, kami berpacaran…”, jawab Sica eon lancar. Taeng eon berjalan menuju sepasang manusia yang saling memandang tanpa dosa dan menarik lengan Sica eonni kasar.
“yaaa… apa yang kau lakukan?!”, bentak SooYoung eon. Ya, kalian tau. Pasangan itu adalah SooSic. Entah kenapa… aku semakin sakit hati saat ia membela sica eon.
“kalian ini kenapa hah! Apakah dunia ini kekurangan namja?”, umpat Yul. Syoung menggenggam tangan Sica. Tidak, sica eon yang menggenggam tangan Syoung. Mereka saling terdiam berkecamuk dengan pikiran masing-masing. Seo masih tidak paham dengan apa yang sdang terjadi. Nampak wajahnya menyiratkan kebingungan.
“kami berpacaran… apakah kurang jelas”, kini Syoung yang menjawabnya. Matanya nampak kesal karena kami mengusik privasinya. Kami tak pernah melihat ia semarah ini.
“Syoung….”, panggil kami lirih berbarengan. Nampak yang paling terpukul adalah Taeng eomma. Tentu saja. Dia adalah leader yang bertanggung jawab atas kami.
“kalian kembalilah kekamar masing-masing… aku tak tahu harus mengatakan apa pada kalian”, usir Taeng. Kamipun beringsut meninggalkan pasangan yang saling cinta ini.
Haruskah aku mengalah? Aku terlalu mencintainya. Aku selalu memperhatikannya. Aku lebih cantik. Aku lebih daripada dia. Tapi kenapa kau memilihnya bukan aku? Bukankah kau mengetahui perasaanku. Jawab aku Syoung. Bukankah aku Yoonderella-mu dan kau pangeranku? Tapi kenapa kau lebih memilih dia? Dan aku hanya dapat terdiam. Aku mencintaimu. Yeongmonhi.

Tiffany POV

Sakit. Kenapa sesakit ini? Bukankah seharusnya aku senang karena kau juga sama sepertiku? Apakah karena kau memilih ice princess-mu maka aku bersedih? Bukankah kau bilang aku anae-mu? Bukankah aku yang selalu bersamamu? Tapi kenapa kau malah memilih si yeoja dingin itu? Apa kelebihannya? Apa karena ia lebih kurus? SooYoungie wae??
TaeYeon POV

Kukira kau menyukaiku. Perlakuanmu membuat aku selalu senang. Perhatianmu selalu membuatku tenang. Bahkan kita mantan roomate. Aku selalu memperlakukanmu dengan baik. Aku bahkan sering mentraktirmu makan diwaktu senggangku. Aku sering bermanja-manja padamu. Tak bisakah kau baca tingkahku?
HyohYeon POV

Aku tak tahu rasa patah hati akan sesakit ini. Padahal aku tahu hubungan kalian telah lama semenjak kita training bersama. Tapi entah kenapa aku masih menaruh harapan dan berpura-pura menjadi sahabat kalian dan mencuri perhatianmu sekali-kali. dan kini kalian telah mengatakannya secara langsung. Aku tak tahu akan menaruh harapanku dimana. Haruskah aku menyerah dengan perasaanku SooYoungie?
YuRi POV

Memang umpatanku terdengar kasar. Maaf kalau membuatmu marah padaku. Tapi tak bisakah kau mengerti perasaanku sedikit saja. Aku juga mencintaimu. Tak bisakah ada secuil asa diharapanku. Kenapa kalian bisa melakukan hal ini? Aku sering bersama Jessica hanya untuk mengetahui segala hal tentangmu. Aku begitu senang saat kau tahu segala hal tentangku. Tapi kini, semua hanyalah mimpi yang akan lenyap. Aku tak bisa memilikimu….
SeoHyun POV
Eonni, hanya kau yang membuatku betah. Hanya kau yang tidak mengejekku tentang anime kesukaanku yang menurut orang kekanak-kanakkan. Hanya kau yang dengan senang menemaniku makan Goguma sepanjang hari tanpa mengeluh. Aku kira menyukaiku seperti aku menyukaimu, tapi ternyata aku bodoh. Yang kau sukai Sica eonni bukan aku. Eonni, semoga dilain waktu kau memilihku. Karena aku mencintaimu.
Sunny POV

Cih, kau kira aku akan melepaskanmu setelah ini? Ani Soo… kau hanya milikku. Tak ada seorang pun yang boleh memilikimu. Tak seorang pun. Termasuk yeojamu. Jung SooYeon.
Ahhhh, pemikiran bodoh apa tadi? Aku tak mungkin melakukannya. Nama orangtuaku dipertaruhkan. Tapi… apakah aku harus menyerah dengan perasaanku? Aku sungguh mencintaimu… tak bisakah kau melihatnya?

Meet You Again?

Gambar

“Saranghaeyo”

Ah, kenapa susah sekali mengatakan kata2 itu sih. Bukankah itu hanya 1 kata yang terdiri dari 4 suku kata. Kenapa bisa begitu susahnya? Bukankah aku terkenal pandai bicara sampai sering mengikuti lomba pidato antar sekolah. Cish… apa karena aku kurang pede? Kurang pede? Kalo begitu bagaimna mungkin aku bisa tampil dan menang? Hah tidak mungkin…

“sooyoung makan”, panggil eomma dari lantai bawah.

“nde”, dengan bergegas aku turun, makan adalah kegemaranku. Kulepas frame kacamataku dan membersihkan lensanya yang sedikit berdebu.

“lihatlah kaca youngie, bukankah kau akan cantik bila tidak memakai kacamata”, ejek Siwon oppa ku.

“kalo begitu aku tidak bisa melihat oppa”, jawabku sekenanya masih membersihkan lensaku.

“dan lepas jeruji kawat di gigimu”, kini Sulli-saengku yang ikut2an mengejek.

“ya, setelah aku masuk SMA aku akan ikuti saran kalian”, ujarku dengan kesal.

“jangan!”, teriak eomma.

“kenapa eomma?”, tanya siwon dan sulli heran.

“setelah ini adkmu akan sekolak di Amerika. Kalau ia mengikuti saran kalian pasti banyak namja yang menggodanya”, cegah eomma sambil memasang kacamataku.

“tenang saja eomma… anakmu inikan master karate. Aku bisa menjaga diri kok”, ujarku menenangkan.

“ya, benar itu chagi… setelah ini aku akan membawa sooyoung kita yang cantik ini ke dokter agar matanya di laser”, kata appa memelukku dari belakang.

“terserah kalian saja. Dan, kapan sooyoung akan berangkat ke amerika?”, tanya eomma pada appa.

“tepat setelah kelulusan”, jawab appa pasti. Aku menghela nafas tidak percaya. Aku bahkan belum menyatakan cinta kepadanya.

“kau tidak senang soo?”, tanya appa.

“ani… aku senang appa. Setelah ini aku akan berkemas”,

“eonni… aku akan merindukanmu”, ujar sulli sambil memelukku.

“aku juga”,

_______________0

 

6 tahun kemudian

“eomma, aku akan pulang besok… bisa kau jemput aku dibandara?”, tanyaku.

“oppa mu yang akan menjemput dengan sulli… eomma menunggu dirumah. Appa masih sibuk dikantor kalo pagi”, jawab eomma.

“mmh, baiklah… eomma minta oleh2 apa?”, tanyaku menawarkan.

“eomma minta kau pulang dengan selamat”, pinta eomma dengan nada sedih.

“hahahaha, tentu eomma… anyeong”, kututup flip hp-ku dan langsung menjatuhkan tubuhku dikasur yang selalu menemani hari2ku yang melelahkan di NY. Dengan kepintaranku aku menyelesaikan masa SMA ku hanya 2 tahun. S1 juga ku selesaikan dengan cemerlang di jurusan hukum. 6 tahun bukan masa yang sebentar bukan. Penampilanku juga berubah banyak, aku bukan lagi sooyoung si kura2. Aku Choi SooYoung yang cemerlang dengan banyak bintang ditubuhku. Aku tidak menghamburkan uang orang tuaku untuk penampilanku yang seperti ini. Seperti kata Siwon oppa, aku cantik dan itu terbukti dengan melejitnya namaku sebagai model disini. Yah walaupun nanti sekembalinya dikorea sana aku tidak terkenal seperti disini, aku akan mengembangkan karirku dibidang hukum seperti appa karena oppa ku yang sangat tampan itu menikuk tajam sepertiku menjadi model.

“apa kau benar2 melepas karirmu disini?”, tanya Tiffany. Aku tahu ia sedih.

“ya, aku siap dengan segalanya”, jawabku mantap.

Huah, mataku semakin berat untuk terbuka. Sepertinya aku harus tidur sekarang dan melupakan semuanya untuk sebentar sekarang.

________________0

 

Seorang yeoja menjadi sorotan mata setiap orang dibandara. Tinggi, cantik dan modis. Ia berdiri tegap sambil mencari2 ke segala penjuru arah.

“eonni~”, panggil seorang yeoja. Yeoja itu menoleh dan melambai2 senang.  Mereka segera berpelukkan dan jingkrak2 ria.

“wah~ adikku semakin cantik”, ledek seorang namja dengan postur tinggi besar. Tidak memeluk namja itu, yeoja itu malah mengulurkan tangan.

“perkenalkan choi sooyoung yang baru”, guraunya.

“dasar kau ini”, siwon mempiting leher adik kecilnya itu.

“oppa… sakit”, desis sooyoung menyerah.

“nah sekarang kita pulang… eomma sudah kangen pada anaknya yang satu ini”, ajak sulli.

“nde”, sorak sooyoung. Ia menyeret koper2nya yang besar. Siwon menggotong 2 tas besar yang entah apa isinya, dan sulli membawa tas mungil yang dibawa kakaknya.

“eonni, tas ini buatku yah?”,

“nde”, jawab sooyoung sambil mengacak rambut adiknya kesal.

_______________0

Rumah itu terasa hangat dengan kehadiran sooyoung yang tidak mereka lihat selama 6 tahun. Walaupun letih, sooyoung dan appa-nya masih saja bercanda hingga larut.

“oh iya youngie… ini ada reuni ke 6 dari teman2mu SMP”, ujar eomma sebelum ia masuk kamarnya.

“ah nde…”, jawab sooyoung sambil menerimanya.

“night”, nyonya choi mencium kening anaknya seperti yang ia lakukan tahun2 yang lalu.

“hem”, jawab sooyoung sambil membuka pintu kamarnya. Ia menatap surat itu lekat.

“apa ia akan datang? Apa ia masih setampan dulu yah?”, tanya sooyoung sambil menatap kertas itu bimbang. “6 tahun… berarti sekarang mereka masih kuliah semester 6… wah, lama tidak melihat yang lain. Sebaiknya aku datang. Tapi aku tidak begitu dekat dengan mereka semua… mereka juga tidak begitu ada yang memperhatikanku”,

______________________0

“eonni, kau tidak bersiap2 ke reuni smp kita?”, tanya sulli heran melihat sooyoung bersantai sambil membaca bukunya.

“ani… aku tidak begitu mengenal teman2ku… mereka malah sering mengejekku”, jawabnya santai sambil membenarkan kacamata bacanya.

“ah eonni… temani aku kalo begitu… kita kumpul2 dengan teman2ku saja. Masalahnya Siwon oppa tidak bisa menemaniku”, rengek sulli. Dari SD hingga SMP mereka bersekolah ditempat yang sama tanpa memberitahu kalau mereka saudara.

“ahhh… kau ini. Baiklah, tapi aku jangan kau tinggal okey”,

“nde”,

Sooyoung membereskan buku2nya dan bergegas kekamarnya.

“eonni.. jangan lama2!”, teriak sulli kesal.

“aku sudah selesai”, kata sooyoung merapikan bajunya.

 

“eonni… kyeopta”, puji sulli. Sooyoung terkikik.

“kalau aku tidak cantik dan manis bagaimana aku bisa jadi model dengan bayaran termahal di New York”,

“hehehehe, nde… kau dan oppa menjadi model terkenal tapi beda tipe”,

“beda tipe?”,

“ya… kau sangat terkenal di New York dan Eropa tapi tidak di Korea”,

“ya~ aku juga sangat terkenal di Japan”, ujar Sooyoung tidk terima.

_______________0

Sooyoung mengendarai ferrari merah yang dibelinya kemarin sesampainya di Seoul, kasak kusuk terdengar diantara para alumni yang datang, apalagi melihat pengemudinya yang tidak mereka kenali. Digandeng sulli, sooyoung menuju bangku teman2 sulli yang masih menginjak bangku SMA. Mereka sangat antusia menerima kehadiran Sooyoung diantara mereka.

“sulli, eonnimu sangat cantik”, puji teman2 namja sulli.

“tentu saja… eonni-ku model di new york selama 6 tahun. Tapi sekarang ia melepasnya karena pulang kampung sih”, jawab sulli.

“benarkah itu?”, kini teman2 wanita sulli yang semangat. Sooyoung mengangguk.

“tapi aku tidak pernah mendengar nama anda dsini”, tanya Krystal teman dekat sulli.

“jinjja? Kalo begtu coba kau cari nama Summer Choi di Google”, suruh sooyoung. Mereka berlomba browsing di hp mereka masing2 untuk memastikan.

“wah… apakah ini anda? Anda sangat cantik memakai ini semua”, ujar Key geleng2 kepala.

“anda juga alumni sini noona?”, tanya jonghyun.

“nde…”,

“kenapa anda tidak berkumpul bersama teman2 anda?”,

“hemb, aku tdak dekat dengan mereka semua”,

“kenapa?”

“aku yang sekarang dan yang dulu itu berbeda” .

“berbeda bagaimana…?”,

“aku waktu smp itu sangat cupu sekali… memakai kacamata tebal, bighel digigi dan rambut panjangku selalu ku kepang 2”, tawa mereka pecah membayangkan sooyoung memakai atribut itu semua. Sooyoung mengedarkan pandangan mencoba melihat2 apakah ada teman2 sekelasnya atau sebangkunya yang datang. Pandangannya tertumpu pada sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra diantara kerumunan manusia. Bukannya ia jijik atau apa… pemandangan seperti itu sering ia lihat disana. Tapi.. yang berciuman itu adalah namja yang menjadi cinta pertamanya, Cho Kyuhyun dan yeoja itu adalah teman sebangkunya yang sering dia curhati untuk masalah perasaannya pada namja itu, kyuhyun.

_________________)

Jadi sekarang mereka berpacaran? Hahahahaha, bodohnya.

“eonni kau bisa dance?”, tanya amber dan krystal yang baru kukenal hari ini, mereka mudah beradaptasi dengan orang baru sepertiku.

“tentu saja… aku sangat jago dalam hal ini”,

“benarkah? Anda tahu lagu La Chata yang dibawakan girlband F(X)?”, tanya Amber semangat. Aku mengangguk mengiyakan.

“anda bisa dancenya?”,

“tentu… memang kenapa?”,

“begini… setiap reuni kan tiap angkatan mengeluarkan kreasi, dan kebetulan angkatan kami tahun ini giliran kami berlima… aku (amber), sulli, krystal, luna dan victoria. Tapi aku sedang cedera… jadi aku tidak bisa tampil.. bisakah eonni menggantikanku?”, tanyanya penuh harap.

“tentu… kau berani bayar berapa?”,

“eonni…”rengek sulli.

“traktir aku makan saja bagaimana?”, tawarku member keringanan.

“baiklah… tapi eonni jangan malu2in kami yah”,

“tentu saja bodoh!”,

___________0

Teriakan histeris dari angkatan sulli memekakkan telingaku,mereka memang anak2 yang penuh semangat. Masih dengan baju yang dari tadi kupakai dan highheels tinggi aku naik diatas panggung kecil yang disiapkan. Sulli bolak-balik menyuruhku mengganti highheelsku dengan sepatu seperti mereka, tentu saja aku menolaknya. Aku sangat berpengalaman dan profesional dengan high, jadi tak mungkin aku berbuat kesalahan bukan? Musik mengalun dan dengan cepat aku menyesuaikan keadaan. Kamera ponsel terus merekam kami yang memang menari dengan energik.

“Choi SooYoung, Luna-ssi, Victoria song, Sulli-ah, Krystaaaallll~!!!”, sorak angkatan Sulli cs. Amber berteriak paling histeris. Aku melemparkan wink andalanku dan

“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~”, para namja yang beranjak puber itupun berteriak gaje. Kulirik Sulli dan Krystal yang terkikik sambil menyelesaikan dance kami. Aku membungkuk memberi hormat sambil bergandengan dengan ketiga teman baruku, sulli memeluk pinggang kecilku dan menarikku turun dari panggung. Blitz kamera terus mengenai wajahku. Heummm, sepertinya aku tak akan sulit bila ikut salah satu agency dikorea? Amber berlari dengan kaki pincangnya dipapah dengan key. Ia memelukku sangat erat. Dasar yeoja aneh kkkk~

“eonni gomawo~”, ucapnya. Aku mendelik kesal.

“aku bukan eonnimu, panggil aku Hyung”, ejekku pada yeoja tomboy dihadapanku. Ia mempoutkan bibirnya lucu.

“kajja teraktir aku makan!”, teriakku. Mereka tersentak dan mundur beberapa langkah. Aigoo, sepertinya mereka akan melanggar janji mereka.

“huvft, ya sudahlah kalo begitu… kantin di arah mana? Aku lapar”, potongku. Ujung jari mereka menunjuk kesatu arah.

“dibelakang gedung basket”, jawab amber. Aku mengangguk dan melangkahkan kakiku. Ah, sepertinya kakiku lecet karena memakai heels ini.

“eonni ya~ aku temanin ne?”, pinta amber sambil mensejajarkan langkah disebelahku. Aku mengangguk kembali dan menggandenga tangannya. Yeoja ini memilliki tubh yang tinggi sepertiku, sayang ia tomboy -_- kalo seperti ini ia pasti banyak dikira namja ._.

“kaki eon kenapa?”,

“eh, sepertinya lecet…”, dan benar saja, ruam merah menghiasi pergelangan kakiku. Ia membungkukkan badannya dan melepas heelsku.

“kau mau apa Amber-ah?”, tanyaku heran. Ia menempelkan plester dingin dikulitku yang ruam.

“cha… sudah tidak sakitkan?”, tanyanya. Aku mengangguk kecil selagi ia memasangkan heelsku.

“Gomawo…”, ucapku tulus. Amber mengangguk dan menggenggam lenganku.

“eonni…”

“eits… panggil aja Summer ato SooYoung nde. Aku tidak terbiasa dipanggil eonni kecuali oleh Sulli”, ujarku kikuk. Aku berlari kecil meninggalkannya melihat sesuatu yg ingin kulihat daritadi… Makanan ><

 

______________0

Amber POV

Ia sangat cantik dan tidak mengada-ada tentang dirinya. Ia selalu menjadi dirinya sendiri, dan ia tidak menganggap aku aneh n.n

“eonni…”

“eits… panggil aja Summer ato SooYoung nde. Aku tidak terbiasa dipanggil eonni kecuali oleh Sulli”, potongnya cepat dan berlari cepat kearah kantin. Sepertinya gosip dari Sulli ttg eonninya yang shikshin akut ini nyata. Lihatlah bahkan nampannya telah penuh dgn beberapa menu ckckckckck kurasa aku juga lapar 0.0 heummmm, ada menu baru. Sebaiknya aku juga ikut makan. Berteriak tadi membuatku lapar kkkkkk.

“Amber ah~ ayo aku traktir”, ucapnya merusak pemikiranku. Aku mengangguk dan memesan segelas limun dan seporsi  sphageti dg bakso daging. Sepertinya enak x.x

“hanya itu saja? Tidak kurang???”, tanyanya sambil membayar dikasir. Aku mengangguk mengiyakan dan mencari bangku kosong untuk kami berdua.

“Summer-ah… sini~”, lambaiku. Ia berlari kecil dan berjalan kearahku. Tapi…

“AWASSSS~!!!!”, teriakku. 

Brugkkkkk. Ia terjatuh dengan mulus  dan susu dinampannya membasahi sebagian tubuh dan wajahnya. Aku berlari mendekati tubuhnya.

“Summer ah… gwenchana?”, tanyaku takut. Ia mengangguk dan mengeluarkan saputangan dari tas selempangnya.

“aishhhh, kalau jalan pake mata dong… ah baju mahalku!!!”, bentak yeoja yang menabrak Summer-ku.

“Mworagoo? Jelas2 kau yang menabraknya!!!”, bentakku kesal.

“YA~!!!!”, bentaknya lagi.

“YA~~!!!”, balasku. Kami saling mendekat dan menabrakkan badan. Yeoja ini benar-benar menyebalkan.

“Mianhae… nan jeongmal mianhae…”, ujar suara dibelakangku. Aku terbelalak kaget dan menatapnya heran.

“joseonghamnida… terimalah uang laundry ini”, ujarnya sambil memberikan beberapa lembar uang.

“ya… kau tidak bersalah”, ucapku kesal. Ia tersenyum lembut dan menyerahkan lembaran uang itu ketangan yeoja menyebalkan itu.

“heii… kau Choi SooYoung kan? Iya… Kau si culun Sooyoung!!!”, panggil yeoja itu. Sooyoung a.k.a summer tersenyum dan melebarkan tangannya, dan kalian bisa menebak. Mereka berpelukan.

“huwaaaa JUNG SOOYEONN kau berubah~”, teriak Summer.

“yakkk, panggil aku Jessica Jung. Dan kau juga berubah Choi SooYoung”, potong yeoja itu sambil mempoutkan bibirnya.  Imut. Tidak sepertiku yang tomboy -_-

“apakah ini NamjaChingumu?”, tanyanya sambil melihatku.

“MWO?”, ucapku kaget.

“kkkkkkkk~ aniya. Dia yeoja”, jawab Summer sambil terkikik. Jessica membulatkan bibirnya tercengang akan sebuah kebenaran yang tidak aku suka.

“wae? Aku tampan eoh?”, tanyaku kesal. Ia mengangguk masih dengan bibir yang terbuka. Oke, ini keterlaluan _-

__________0

 

SooYoung Pov

Aku tak bisa menahan tawaku melihat Amber yang ngambek dan Jessica yang cengo. Mereka sangat bertolak belakang. Aku dan Jessica adalah penghuni perpustakaan tetap dijam istirahat dan kami yang paling sering menata buku-buku yang tidak pada tempatnya.

“sudahlah… ayo kita makan”, ajakku. Mereka mengangguk dan beranjak kekursi kosong yang telah diamankan amber.

“sebaiknya aku memesan makanan lagi… dan SooYeon-ah kau bersihkan rambutmu. Lihatlah ada cream dari cake-ku”, godaku. Ia mengeluarkan kaca kecil dan mulai beraksi. Ia berubah banyak. Yang dulu memakai kacamata lensa lebar sepertiku, sekarang anggun dengan lensa kontak coklat dan rambut blondenya. Imut kkkkkk~

Dengan cepat aku kembali dengan nampan penuh dan menjulang -_-

“Ayo, kau pilihlah apa yang kau mau… jangan memandangi  Amber terus”, ejekku lagi. Jessica kesal dan mengambil kotak susu strawberi-ku dan menegaknya habis.

“kau haus atau apa?”, ucapku kesal karena susu kesukaanku diminum. Ia mehrong dan mengambil cake kecil yang juga merupakan makanan kesukaanku. Oke, memang semua makanan adalah kesukaanku dan salahku juga menawarinya -_-

“kudengar kau akan bekerja ditempat ahjussi? Kau tidak mau melanjutkan dunia modelmu disini? Aku model sekaligus agent kkkkk~”, ajaknya. Aku menggeleng dan menunjuk Amber.

“bagaimana kalo dia saja… lihatlah, badanya bahkan sama sepertiku. Dan aku berani bertaruh bila banyak yeoja yang akan menyukainya, harga jual dia tinggi”, tawarku balik. Jessica mengangguk dan memberikan kartu namanya.

“kalau kau tertarik kau dapat menelponku”, ujarnya. Amber mengangguk sambil menyeruput limunnya yang sangat segar itu. Dan kamipun berbicara selayaknya para yeoja kebanyakan, mulai dari fashion, tempat makan enak, tempat nongkrong hingga hal yang tidak ingin kubicarakan. Namjachingu.

“aku tidak punya”,

“aku juga”,

“aku jugaa”,

Dan jawaban kami sama. Kami saling pandang dan tertawa.

“kalo begitu Amber… kau jadi pacarku saja”, ucapku dan jessica serempak. Amber termangu dan memasang tampang bodohnya sejenak.

“mworagoyo?”, ucapnya sambil tersentak. Aku dan jessica tertawa terbahak-bahak hingga menjadi sorotan penghuni kantin berkali-kali. aku terus menatap SooYeon ups Jessica begitu pula dengannya. Ia tersenyum yang membuatku sedikit salah tingkah.

“ahhh aku seperti obat nyamuk sekarang. Sebaiknya aku bergabung dengan yang lain… papai”, pamit Amber setelah menyelesaikan makannya. Ia melambai dan beranjak pergi dengan cepat. Padahal kakinya sendiri masih pincang.

“bagaimana kalo kita ke perpustakaan tempat kita dulu nongkrong seharian. Mungkin ada novel yang belum kita baca”, ajaknya. Aku mengangguk mengiyakan dan membenarkan dandanan dan pakaianku. Dan kini, kami dijendela besar yang menghadap taman kecil dibelakang sekolah. Tak ada yang mengetahui tempat nyaman ini karena terletak pada ujung rak buku raksasa yang berisi literatur yang tak banyak dicari orang. Dan aku sungguh orang yang beruntung. Baru sebentar kami duduk dan membaca novel latin kami dikejutkan bunyi yang sangat keras. Bunyi tamparan. Kaca yang gelap membuat seseorang diluar sana tak mengetahui kami, tapi tidak dengan kami berdua. Aku mengenal siapa yang sedang berkelahi sekarang. Cho KyuHyun dan sahabatku, ani mantan sahabatku. Kwon Yuri. Aku dan Jessica saling tatap ngeri karena perkelahian mereka yang saling adu fisik.

“bukankah itu namja yang sering kau lirik?”, tanya Jessica. Aku terkaget. Bagaimana ia bisa tahu. Bahkan aku hanya menceritakannya ke Yuri. Ia tersenyum getir.

“kau kira aku tidak mengetahuinya? Sikapmu sangat jelas tahu… padahal temanmu itu telah berpacaran dengan namja itu sejak msuk disini”, jelasnya. Aku tercekat. Aku merasa bodoh sekarang. ayo lah apakah kau tak merasa bodoh, mengatakan menyukai namja kepada yeojachingunya? Mereka pasti akan mengejekmu dibelakang dan berlagak tak mengetahui apa-apa dihadapanmu. Aku menatap jessica dengan mata berlinangan. Ia tersenyum getir dan mengusap airmataku.

“uljima… mian baru mengatakannya sekarang”, pintanya lirih. Aku mengangguk mengiyakan dan menyeka sisa airmata diujung daguku.

“kau nampak jelek kalau menangis”, ejeknya dan mencubit pipiku. Matanya menyiratkan rasa yang terluka. Seharusnya aku yang bersedih, kenapa ia juga ikut-ikutan? Entah sejak kapan, bibirnya dengan lembut menyentuh bibirku. Menghisapnya lembut dan melumatnya kecil. Aku yang shock hanya dapat terdiam dan mematung. Kini kurasakan tangannya bergerilya melepas sweater rajutanku tanpa mengganggu ciuman kami. Kami? Entah setan darimana, kini aku membalas ciumannya bahkan lebih ganas. Aku menahan lengannya yang akan menarik sweaterku. Menguncinya dan meminta ia fokus dalam ciuman kami. Ia mendorong bahuku dan melepas pagutan bibir kami. Kulihat ia menghirup nafas dalam dan cepat. Bibirnya nampak basah oleh saliva. Dan itu membuatnya makin menggairahkan. Ckkk, apa yang kupikirkan?! Aku menggetok kepalaku kesal dan berbalik meninggalkan Jessica. Aku harus mencari Sulli, aku harus pulang sekarang. kubenarkan rambutku yang sedikit berantakan karena ulah jessica.

“eonni~”, teriak Sulli cs, aku bergegas menghampiri mereka.

“makannya lama amat? Ayo pulang. Acaranya sudah selesai..”, ajak Sulli. Aku mengiyakan dan melempar kunci kearahnya.

“kau yang membawa mobil, eonni pusing”, bualku. Nampak sosok amber dibelakangku dan sepertinya ia khawatir saat aku mengatakan aku sedang pusing.

“kajja…”, ajakku mendahuluinya menuju parkiran.

“anyeooong~!”, teriak teman sulli padaku. Aku berbalik dan membungkuk memberi hormat. Di ujung sana, Jessica menatapku sendu dari pintu masuk sekolah. Aku tersenyum getir. Aku takut, rasa yang kurasakan padanya tadi hanyalah pelampiasan. Aku takut… perasaan kami hanyalah perasaan yang sesaat karena nafsu. Aku ingin mencintainya seperti dulu, dulu sekali. Aku tidak ingin seseorang terluka lagi seperti fany yang menjadi pelampiasan sesaatku. Mian jessica. Mianhae. Aku mencintaimu. Jujur aku juga menyukaimu. Perasaan ini masih tetap sama. Tapi aku butuh pembuktian bahwa kau mencintaiku bukan karena kasihan mengira aku dicampakkan. Aku memandang pria itu hanya ingin tahu, apakah kau menyukaiku juga hingga cemburu atau tidak. Tolong jangan membenciku. Jebal.

Can We Are Together?

SooYoung Pov

“hashhhh… sudah jam pulang kerja. Kemana yeoja itu? Ck, lagi-lagi ia pulang duluan”, desisku kesal. Ah mungkin ia belanja dan tak mau diganggu. Heum… sendirian lagi berarti? Apa aku harus jalan-jalan dulu sebelum pulang? Ketaman atau menyusul ia belanja yah?

“Nuna akan kesini besok… kita main bersama lagi ne?”,

Entah kenapa aku tiba-tiba teringat akan namja kecil ditaman kemaren. Apa aku harus kesana? Iya kalo tuh bocah disana. Kalo enggak?

“assshhhh….. kajja Syoung-ah~!”, ujarku sambil berkaca ditembok lift. Tampak beberapa pegawai lain memandangku risih.

“mianhae~”, ujarku sambil membungkuk.

_____________0

“kajja pulang, ini sudah sore. Taman juga udah sepi…”, ajakku frustasi kepada anak semata wayangku. Ia bersikeras terus bermain di-ayunan taman.

“andweee… Noona itu kemarin berjanji akan menemuiku lagi disini”, jawabnya sambil menangis.

“kau hanya berhalusinasi arra… eomma sudah letih berkerja seharian. Eomma minta maaf tidak bisa menemanimu bermain. Jadi, jangan protes seperti ini Jung YunSeo”, bujukku lagi sambil melepas jari-jari tangannya dari tali ayunan.

“hiks-hiks….. aku tidak berbohong eommonim”, isaknya ambil menunduk. Ia mengeratkan pegangannya dan terus menangis.

“hei… menurutlah padamu eomma-mu ne?”, ucap suara dibelakangku. YunSeo langsung mendangak dan tersenyun riang. Lama aku tak melihatnya tertawa seperti itu.

“Nuna yaaa~”, panggilnya dan berlari menabrakku.

“apakah kau merindukanku pangeran tampan?”, tanya suara itu lagi. Aku membalikkan badanku dan menemukan sosok tinggi yang sudah lama tak kulihat

“Choi SooYoung?”, panggilku lirih. Ia mengangkat kepalanya dan memandangku kaget. Nampak raut wajahnya takut dan terluka. Ayolah Choi Sooyoung. Apakah kau membenciku? Mataku terasa panas, airmata ini tak dapat terbendung. Apakah kau kira… hanya kau yang terluka?

“anyeong Jessica-ssi”, panggilmu. Dan kau memanggilku dengan panggilan formal. Walaupun aku lebih tua darimu, aku tak pernah mendengar kau memanggilku seformal ini kepadaku.

“Youngie…”, panggilku lagi. Kulihat ia terpaksa mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman yang dulu dapat meluluhkanku.

“eomma… apa kau mengenal nuna ini?”, tanya YunSeo heran.

“ne, nuna kenal”, potong Sooyoung cepat. Ia tak membiarkanku menjawabnya.

“sudah hampir malam, peri kecil sebaiknya pulang kerumah”, bujuk SooYoung mengacak rambut YunSeo. Dulu ia selalu melakukan hal itu bila gemas padaku.

“ishhh, Nuna tidak sopan. . . apakah kau tak mengajakku makan dirumahmu atau sebagainya?”, decak YunSeo kesal.

“yakkk Jung YunSeo!!!”, bentakku. Anak ini sungguh tak sopan.

“baiklah kajja… Jessica-ssi, apa kau mau mampir di apertemenku dan makan malam?”, ajaknya sambil tersenyum getir. Aku mengangguk dan menggenggam tangan YunSeo.

“apakah Yunho oppa tidak mencari kalian?”, tanyanya ditengah perjalanan.

“Nuna? Kau mengenal appa-ku?”, seloroh YunSeo.

“Ne… dulu Nuna sekampus dengannya dan eomma-mu. Wae?”, ujar SooYoung pelan. Tolong jangan ungkit masa lalu kita. Itu menyakitkan.

“aniya… eomma dan appa sudah bercerai semenjak aku lahir Nuna. Jadi, aku tak tahu wajah appa kecuali namanya”, bahkan pangeran kecillku berbicara dengan tegar. Apakah aku harus terus terpuruk seperti ini. Aku menatap SooYoung, menanti ekspresi yang akan ia keluarkan. Wajahnya nampak datar sambil tersenyum getir. Kami bertiga berdiri didepan apertemen mewah milik SooYoung. Ia selalu menjadi nyonya muda yang terhormat. Tangannya dengan cepat mengetik kata sandi dan membukakan pintu apertemen untuk kami.

“silahkan masukkkk”, ucapnya dan menarik YunSeo masuk. YunSeo nampak kagum dengan interior dalam ruangan.

“huwahhhh, yak Nuna-ya. Kenapa tidak ada gorden pink dan benda pink lainnya?”, tanya anakku kaget. Dia tidak menyukai benda pink. Selamanya tidak akan suka.

“Nuna tidak suka benda pink”, benarkan. Aku selalu benar dalam tingkahnya.

“kalian tunggu disini… aku akan memasakkan sesuatu untuk kalian”, pamitnya. YunSeo menatapku sambil tersenyum sinis.

“eomma kalah dengan Nuna itu. Bahkan ia dapat memasak… tidak seperti eomma yang membakar wajan”, ejek anakku. Aku tercekat. Seburuk itukah aku?

“eumhhh, Jessica-ssi bisakah kau membantuku mencuci sayur?”, pinta SooYoung dengan kepala menongol di pantry. Aku mengangguk dan berjalan ke arah dapur. Nampak ia sedang memotong bahan penyedap dan beberapa daging. Aku bergegas mengambil baskom berisi sayur dan mencucinya diwestafel.

“sudah selesai”, ujarku ditengah-tengah suara pisau yang terus mengisi dapur. Ia mengambil baskom sayur dan mulai mengupasnya dengan cepat.

“kamampuan memasakmu semakin baik”, pujiku. Ia menatapku sekilas dan kembali menekuni kegiatannya. Aku hanya dapat tersenyum miris dan menunduk. Sepertinya ia benar-benar membenciku.

“Young…”,

“Ahhhh, panggil YunSeo…. sop-nya hampir matang”, potong SooYoung sambil memasukkan semua bahan dalam panci kecil.

“Ah ne…?”, dan aku pergi menjemput YunSeo.

________________0

Yunho dan Jessica telah bercerai? Aku tak tau itu kabar baik atau buruk. Dan kurasa, yeoja didepanku sangat terpukul dengan kejadian itu. Kami makan dalam keheningan walau celotehan YunSeo yang tiba-tiba mengisi suasana diruang makan ini.

“Jessica-ssi… sekarang kau bekerja dimana?”, tanyaku takut. Ia menghentikan sendokan soupnya dan menatapku aneh.

“a, aku hanya bertanya… kalau kau tak mau menjawab ya sudah”, tukasku. Ia menundukkan kepalanya dan menjawab lirih

“sekretaris di Lee’s Corp”.

“owhhhh, berapa tunjangan yang kau dapat dari Yunho oppa?”, tanyaku lagi. Ia menggeleng pelan. Tidak dapat. Sepertinya begitu.

“aku sudah kenyang”, sela YunSeo.

“kau mau kudapan?”, tanyaku yang juga telah selesai makan. Ia mengangguk cepat sambil bertepuk tangan. Kukeluarkan 3cup eskrim strawberry kesukaan Jessica.

“wahhh, ini kesukaanku dan eomma. Kenapa nuna bisa tahu?”, tanyanya heran sekaligus senang. Aku mengangkat bahuku dan mehrong ke arah YunSeo. Nampak wajahnya kesal sambil menyendok kasar eskrim kedalam mulutnya. Aku melirik Jessica yang merapikan alat-alat makan.

“biarkan saja disana. Aku akan merapikannya nanti”, ujarku. Ia menggeleng dan meneruskannya.

“Sica~”, panggilku kencang karena kesal. Aigoo, apa yang kukatakan. Kenapa aku memanggilnya dengan sebutan itu. Aku merebut peralatan makan ditangannya dan menaruhnya di westafel. Ia masih memandangku dengan tatapan kosong. Jangan beri aku tatapanmu itu Sica.

“kau sudah selesai Yun? Kajja, ini sudah malam”, ajak jessica pd Yunseo. Namja kecil itu menggeleng tak mau dan memeluk lenganku. Sepertinya ia menyukaiku.

“bolehkah aku menginap disini?”, pintanya dengan puppy eyes. Aku menelan ludah berat.

“Yunnnnn…”, panggil Jessica lagi.

“heummm, besok hari minggu. Tempat kerjamu liburkan? Kalian menginap saja”, selorohku.

“tuh eomma…. nuna ini mengajak kita menginap. Ayolah ayolah, ne”, rengak Yun. Isssshhhh, apa yang kulakukan? Aku seperti membuka memory lama u.u

“akan kucarikan baju ganti utkmu. Pasti tak nyaman memakai baju kerja utk tidur”, kataku dengan berat. Walaupun aku lebih tinggi darinya, badan kami hanya beda tinggi tidak dalam bentuk. Aku bergegas masuk kedalam kamarku dan mengambilkan kaos dan celan training.

“kamar kalian disana, itu kamar tamu. Kamar mandi ada dua. 1 kamarku, dan satunya diujung sana. Dekat ruang tamu”, ucapku menjelaskan. Jessica mengangguk dan segera masuk kekamar mandi berganti baju. Sepertinya cobaan hidup membuat tubuhnya makin mengecil. Bahkan kaosku yang paling kecil masih longgar ditubuhnya.

“eomma aku mengantuk…”, rengek yun pada jessica yang baru keluar. Wajah jessica yang dulu selalu merajuk dan tersenyum pun nampak keibuan dihadapan Yun. Ia menggenggam tangan Yun dan masuk kedalam kamar tamu setelah berpamitan padaku. Aku memijat kepalaku yang tak pusing.

________________0

“Kumohon percayalah padaku”, rengek yeoja dengan rambut blonde itu. Yeoja yang sangat tinggi dihadapannya hanya tersenyum kaku tak menanggapi.

“Youngie… malam itu aku mabuk. Aku tak menyadari apapun saat itu, jebal percayalah padaku”, rengek yeoja itu lagi sambil mengguncang bahu yeoja yang dipanggil Youngie.

“apa yang harus kupercayai Jung SooYeon? Kau mengatakan kalau dirimu mabuk, dan orang yang saat itu berada disebelahmu adalah Yunho Oppa… dan kau, kau melakukan hal itu dengannya hingga…”, yeoja semampai itu tak dapat melanjutkan kata-katanya. Airmata membasahi wajahnya sedari tadi. Wajahnya tak lepas dari mata yeoja dihadapannya. Mereka sama-sama terluka. Youngie. Choi SooYoung, merasa cintanya dikhianati oleh yeoja yang selama 6tahun ini disukainya. Jung SooYeon. Jessica, merasa ia sangat bersalah hingga yeoja yang selama ini ada disisinya tak dapat mempercayainya.

“sepertinya ini akhir yang baik…”, ucap yeoja berambut coklat itu.

“a, apa maksudmu youngie-ah?”, tanya Jessica takut. Ia mengeluarkan suaranya dengan nafas yang tersengal.

“sekarang kau lihat… kau hamil dan sebentar lagi eommonim, ah ani… eomma-mu pasti akan segera menyuruhmu menikah dengan Yunho oppa. Semua orang juga tau kan kalo Eomma-mu menyukai namja itu?”, Jawab SooYoung cepat. Sungguh bukan itu yang ingin ia katakan.

“andweee… jebalyo andwe. Jangan tinggalkan aku. Kajima SooYoung-ah…”, pinta Jessica. Raut wajah kedua yeoja itu tak ingin melepaskan satu dengan lainnya.

“mianhae ssica-chuu…”, tangan dengan jari lentik itu dengan cepat melepas cengkraman dilengan bajunya. Dengan gerakan cepat ia menghilang dibalik rerimbunan pohon taman yang menjadi siksa bisu kisah percintaan terlarang mereka. Teriakan yeoja yang dicintainya seperti melodi kematian dalam tiap langkahnya.

“mianhae mianhae mianhae…”, bisik yeoja itu. Bisikan yang sangat lembut yang bahkan hanya dapat didengar oleh angin senja.

____________0

Pikiran mereka sama-sama kembali pada kisah 7tahun yang lalu. Kisah yang memisahkan mereka dan menyadarkan mereka akan jurang kehidupan yang sebenarnya. Jung SooYeon menatap langit malam dari jendela apertemen milik SooYoung. Sedang yeoja pemilik apertemen itu sendiri menatap kosong layar tv dihadapannya.

“Youngie… apakah kau sudah tidur?”, entah sejak kapan, yeoja itu berdiri dibalik sofa yang menjadi peraduannya sejak tadi.

“be, belum”, jawabnya cepat. Jessica segera duduk disisi orang yang pernah mengisi hatinya selama 6tahun. Bukan, bahkan sampai sekarang ia tetap mencintai yeoja disebelahnya ini.

“apakah kau makan dengan baik?”, tanya Sooyoung memecah kesunyian diantara mereka.

“menurutmu apakah aku akan makan dengan baik setelah melihat kondisiku?”, tanya jessica balik. Mereka tertawa menjelekkan kebodohan mereka masing-masing.

“kau masih sendiri?”, tanya jessica dengan berani. Entah pikiran bodoh apa yang ada dalam otaknya. Sooyoung tersenyum mengejek mendengar pertanyaan gila ex-yeojanya itu.

“kau ingin jawaban sebenarnya atau kebohongan?”, ucapan itu dengan mulus keluar begitu saja tanpa dapat terkontrol. Mereka masih saling menyukai. Itulah tanda yang dapat jelas terbaca.

“apakah kau tak mau menikah?”, dan lagi, pertanyaan terlontar dari mulut jessica. Sooyoung tertawa keras mendengar pertanyaan yang menurutnya sangat menjurus ini.

“aku tak ingin terluka… tak mau”, jawabnya dengan nada tegas dan beranjak hendak masuk dalam kamarnya.

“cha, chakkaman Youngie ah…”, panggil jessica terbata. Ia lost control memeluk yeoja tinggi itu.

“Sica-ahhhh…”, panggil SooYoung dengan nafas tercekat. Ia menggenggam tangan kecil itu mencoba melepasnya.

“sementara… hanya untuk sementara. Biarkan aku memelukmu sebentar saja…”, pinta yeoja mungil itu. Sooyoung melepaskan cengkramannya dan membiarkan ex-yeojanya ini memeluknya erat. Dalam hati mereka berharap, perpisahan mereka tak pernah terjadi. Mereka berharap perpisahan 7tahun yang lalu hanyalah mimpi.

“apakah sudah cukup?”, tanya SooYoung dengan suara dinginnya. Ia melepas pelukan Jessica dengan menghempaskannya dengan kuat. Jessica tertawa kecil menutupi sakitnya.

“kurasa hanya aku yang terlalu berharap”, desis Jessica frustasi. Ia menatap punggung Sooyoung yang perlahan mengabur karena airmatanya. Derak pintu yang tertutup semakin membuat penopang tubuhnya runtuh. Ia terduduk dan memeluk lututnya, membenamkan kepalanya berharap ia dapat meredamkan suara isak tangisnya.

“pabo… Sooyeon pabo! Apakah kau begitu bodoh hingga berharap ia masih menyukaimu”, rutukknya kesal. Terdengar gemericik air mengalir dari dalam kamar SooYoung.

“mianhae… nan jeongmal mianhae SooYoung-ah”, pintanya dan menyeret kakinya dengan berat kedalam kamar tamu miliknya.

TRING Cklekkkk~

Terdengar pintu apertemen yang terbuka. Jessica segera menghapus airmatanya dan kembali kearah pintu yang menjadi kamar sementaranya. Ia melihat seorang yeoja mungil dengan rambut panjang blonde memasuki arah dapur dengan kantung belanja yang berat.

Cklekkk

Pintu kamar Sooyoung juga terbuka dan menampilkan ia dengan piyama putih dan rambutnya yang basah. Ia mengeringkan rambutnya dengan kasar.

“kau sudah datang?”, tanya yeoja berambut blonde itu. SooYoung terkekeh dan memeluknya erat dari belakang.

“banyak sekali belanjaannya. Kau menghabiskan berapa?”, tanya SooYoung dan melepaskan pelukannya.

“hanya beberapa dari kreditmu”, jawab yeoja itu sambil terkikik. Ia melempar kaleng cola dan dengan cepat ditangkap oleh Syoung.

“Hyonnie, kau mau?”, tanya Syoung sambil membuka pengaitnya. Yeoja itu menggeleng dan merapikan isi kulkas.

“isinya berkurang banyak. Apakah ada tamu?”, tanyanya penasaran.

“eumh ne… teman lamaku dan anaknya”, jawabnya. Deg. Jessica menahan sedikit rasa sakitnya saat ia hanya dikatakan sebagai teman lamanya bukan sebagai mantan kekasihnya.

“owh…”, yeoja itu membulatkan bibirnya dan menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda. Ia mencuci tangannya yang sedikit lengket dan menarik kursi disebelah syoung sambil memakan puding kesukaannya.

——————–0

HyohYeon. Yeoja yang membangkitkanku dalam keterpurukan. Ia yang selalu menyemangatiku dan memberikanku semua yang ia punya agar aku dapat bangkit. Saat aku mengatakan bahwa aku menjadi seperti ini karena seorang yeoja, bukannya ia menjauhiku. Ia malah menawarkan dirinya padaku untuk melupakan yeoja yang telah mengisi tiap detik dalam hatiku. Dan hingga sekarang, ia tetap dan akan selalu disisiku walau aku belum bisa menerima kehadirannya seutuhnya.

“aku mau pudingmu”, rengekku manja. Ia menggembungkan pipinya kesal dan menyuapiku dengan puding dan saosnya. Eumhhhh, ini enak.

“mashita~”, pujiku. Ia mendecak kesal dan melanjutkan makannya. Kulihat isi cup pudingnya telah tandas, dan menyisakan sedikit diujung sendoknya.

“aku mau…” hap. Ia tanpa berdosa memakannya hingga tak bersisa. Aku menganga syok.

“apakah masih ada?”, tanyaku. Ia menggeleng kuat sambil memasang wajah innocentnya. Tanpa sadar aku menjilat sisa saos strawberry diujung bibirnya.

“manis…”, bisikku. Dengan gugup aku kembali memposisikan tubuhku, meneguk colaku dengan kasar.

“aku akan pulang”, ujarnya dengan wajah merah. Aku mencengkram lengannya dengan cepat.

“tinggallah sebentar lagi. Apertemen ini juga milikmu…”, pintaku. Wajahnya nampak ragu dan bingung. Aku memasang wajah innocentku berharap ia akan tinggal sebentar ato menginap. Dengan senyuman yang paksa ia mengangguk dan kembali duduk.

“ka, kau belum mengantuk?”, tanyanya ragu. Aku menggosok rambutku yang sedikit basah dengan handuk kecil dipundakku.

“rambutku belum kering”, jawabku dengan nada polos. Ia menarik handuk ditanganku dan membantuku mengeringkan rambut panjangku.

“handukmu basah, ambilkan aku handuk baru”, perintahnya kesal dan berjalan kebalkon menjemur handuk. Tak terpikir olehku untuk menuruti perintahnya, aku malah mengikuti langkahnya menuju balkon dan memeluk tubuhnya dari belakang.

“kau darimana saja? Jam kerja kita kan sudah selesai jam 2sore?”, tanyaku dengan jeli. Ia terkikik geli dan mengusap lenganku.

“aku melihatmu dengan yeoja itu”, sumbarnya. Tubuhku menegang terkejut. Apakah ia marah?

“aku tak marah… bukankah itu bagus?”, ujarnya seakan mengetahui perasaanku. Aku semakin merasa bersalah.

“Hyon…”,

“kau akan kembali padanya… dan tugasku telah selesai”, ujarnya memotong ucapanku. Aku tak bisa. Aku tak bisa kehilangannya.

“Hyonnie dengarkan aku~!”, bentakku dan membalikkan tubuhnya. Cairan bening membasahi pipinya. Ia menangis. Ia takut kehilanganku.

“tugasmu tak akan pernah selesai… kau selamanya akan selalu ada disisiku arra”, desisku dengan wajah merah padam. Aku marah pada yeoja pabo dihadapanku.

“kau suka melihatku menangis? Kau suka melihatku terluka hah!”, bentakku lagi. Ia menggeleng kuat membuat rambut panjangnya bergerak bebas terkena angin malam. Kuseka airmatanya lembut dan tersenyum getir, ia juga menatapku dan menyeka airmataku yang aku sendiri tak tahu kapan keluarnya. Ia mengecup kedua mataku lembut dan tersenyum dengan mata tanpa cahaya.

“uljima…”, pintanya lirih. Aku mengangguk dan mengecup keningnya lembut. Ia mendangak dan sedikit senyum yang dipaksakan ia mencubit pipi chubbyku. Aku merintih kecil membuat ia terkikik. Ia tahu aku paling tidak suka bila disentuh pada daerah pipiku. Ia mengusap daerah pipiku yang kemerahan dan hendak masuk kedalam apertemen yg kami beli sebagai tabungan. Aku kembali menarik lengannya dan memeluknya, menghirup aroma tubuhnya mencari ketenangan.

“besok hari minggu, bagaimana kalo kita piknik?”, ajaknya tiba-tiba. Aku mengangguk mengiyakan dengan senang. “apakah kita perlu mengajak “tamumu”?”, tanyanya dengan penekanan kata “tamu”. Aku menelan ludahku dengan susah payah. Ia mengetahui semua rahasiaku dari hal terkecil sekalipun.

“terserah kau”, ujarku pasrah.

“anaknya pasti suka… sebaiknya kita mengajaknya”, selorohnya tanpa perasaan bersalah. Aku mendelik.

“ayolah Choi SooYoung”, rengeknya. Aku memasang senyun evilku.

“kalau begitu kabulkan satu permintaanku dan kukabulkan permintaanmu”, selorohku.

“baiklah… katakan”, ucapnya dengan mempoutkan bibirnya imut.

“kalau begitu, layani aku malam ini”, bisikku seduktif dan menggendongnya ala bridal style.

“Ya Choi SooYoung!!!~”, bentaknya kesal. Aku membungkamnya dengan ciuman panas, dan ia hanya dapat pasrah sekarang.

——————————-0

Choi SooYoung sialan. Ia benar-benar menyiksaku semalam. Untuk duduk saja aku harus menahan sakit seperti ini, apalagi kalau berjalan.

“kau sudah bangun?”, tanyanya dari arah sampingku.

“ne…”, jawabku dengan suara berat khas orang bangun tidur. Aku menarik selimut dan menutupi daerah dadaku. Ia nampak terkekeh geli melihat tingkahku.

“jangan tertawa. Kau sungguh menyebalkan”, desisku kesal. Ia tersenyum dan duduk dengan santai. Kenapa harus aku yang menjadi uke yeoja evil ini? Tahu seperti ini, aku akan kabur tadi malam. Ia meletakkan dagunya dibahuku dan menyentuh kissmark yang ia buat disepanjang leher dan area dadaku.

“Young, jangan memulainya lagi. Apa kau tak puas dengan yang tadi malam eoh?”, bisikku kesal. Ia mengecup tengkukku dan mengirup aroma tubuhku sejenak. Aku hampir saja hanyut dalam perlakuanmu.

“Young jebal… aku lelah”, rajukku dengan nafas terengah-engah. Ia mengguman sesuatu yang bahkan tak dapat kudengar. Ia melepaskan ciumannya perlahan dan mengecup pipiku lembut.

“sudah pagi… ayo mandi bersama”, ajaknya asal. Aku memasang tampang dingin, aku tau kalau menurutinya ia akan melakukan hal yang ia lakukan hingga subuh ini. Aku tahu, aku hanya pelampiasannya. Tapi aku selalu menginginkan setiap sentuhannya karena itu candu bagiku. Aku membelit selimut asal dan menyiapkan baju yang akan kami pakai. Apertement ini, apertement yang memang kami beli dengan uang tabungan kami. Dan kami pasangan kekasih… ah, bukan. Aku hanya pelampiasannya setelah putus dengan yeoja yang sekarang tengah tidur diseberang ruangan kami. Aku segera masuk kamar mandi setelah syoun g keluar dngan rambut basahnya. Aku tak mau tergoda dan melakukannya dipagi buta setelah beristirahat selama 1jam karena kelakuannya. Dengan baju ganti yang kubawa, aku melakukan semuanya dalam kamar mandi ini. Berhias dan apapun itu namanya.

Cklek

“ckckckck, apakah kau takut Ny.Choi?”, ejeknya sambil terkekeh kecil. Dengan langkah terseok-seok aku berjalan cepat keluar kamar dan menemukan yeoja yang kuketahui sebagai mantan orang yang mencumbuku tadi malam. Jung SooYeon atau yang dipanggil Jessica.

“kau mau kemana hari ini? bagaimana kalau ikut acaraku dan SooYoung piknik?”, tawarku. Dan sesuai perkiraanku. Ia menolak walau pada akhirnya mengiyakan setelah Yun mengiyakan. Dan SooYoung keluar, berjalan kearah dapur menyiapkan makanan yang akan kami bawa. Aku tak banyak membantu, aku hanya duduk dikursi meja makan dengan wajah sedikit pucat. Badanku seakan remuk. Andai saja aku dapat membalasnya -_-

“gwenchana?”, tanya yeoja disebelahku khawatir. Aku mengangguk lirih dengan tatapn sendu. Aku berjalan dengan tertatih-tatih kearah sofa tv. Sica memegang lenganku dan mebantuku berjalan.

“gomapta”, ujarku tulus saat berhasil duduk disofa depan tv. Aku tak memperhatikan Syoung dg mantannya itu. Itu bukan urusanku, karena pada dasarnya aku tak berarti apa-apa dikehidupannya.

“Hyo… kau menaruh alas piknik dimana?”, Suara cempreng yeoja itu hampir membuatku jantungan. Yun yang bermain denganku pun hampir terlonjak dari sofa karena teriakan tiba-tibanya. Aku menutup telinga Yun dan menarik nafas dalam-dalam.

“digudang rak 2”, teriakku tak kalah keras.

“kajja…”, ajak Syoung membawa semua alat2. aku berjalan pelan disisi Syoung. Mencengkram lengan kaosnya mencari pegangan.

“aku mau didepannnn”, rengek Yun dan menduduki possisi terdepan disamping Syoung. Syoung membukakan pintu untuk kami (HyoSic). Sepanjang perjalanan Yun tertidur dengan tenang, memang perjalanan ini lumayan panjang.

“eumh, oppa hidupkan radionya…”, pintaku dengan mengguncang kursi yg ditempatinya. Oppa? Kkkkkk~ ia sangat namja dengan tingkah dan dandanannya sekarang.

Alunan musik dan lagu ballad dari GB Girls Generation mengalun lembut didalam deru mobil yang sedang melaju dijalan tol.Kupejamkan mataku menghayati lagu yang menjadi favoritku belakangan ini. Entah kenapa aku sangat menyukainya.

“ahhhh aroma laut…”, desisku. Aku memandang yeoja imut disebelahku. Pantas saja seorang Choi SooYoung sangat tergila-gila padanya. Ia sangat cute.

____________________0

Aku pasrah menerima ajakan yeoja yang kuketahui bernama Kim HyohYeon, apalagi YunSeo dengan senangnya menerima ajakannya. Kami berempat sedang menyiapkan bekal untuk piknik diujung pantai negeri ini. Hyohyeon tak banyak membantu, ia hanya duduk dikursi dengan wajah sedikit pucat.

“gwenchana?”, tanyaku khawatir. Ia mengangguk lirih dengan tatapn sendu. Aku semakin khawatir saat ia berjalan dengan tertatih-tatih. Aku menahan lengannya dan membantunya berjalan.

“gomapta”, ujarnya saat berhasil duduk disofa depan tv. Aku mengangguk dan kembali kearah dapur membantu SooYoung memasak walau hanya menata makanan diwadahnya. Yun nampak bermain dengan Hyo druang tengah.

“tidurmu nyenyak?”, tanyaku.

“eumh,,, ne”, jawabnya ragu. Ia berjalan memasukkan semua alat makan yang akan menjadi peralatan kami nanti.

“Hyo… kau menaruh alas piknik dimana?”, teriaknya keras.

“digudang rak 2”, balas teriak hyo. Apakah yeoja itu tinggal bersama dengan Syoung? Aku juga melihatnya keluar dari kamar Syoung pagi tadi.

“kajja…”, ajak Syoung membawa semua alat2. Yun menggandeng tanganku dan menarikku dengan semangat. Hyo berjalan pelan disisi Syoung. Mencengkram lengan kaosnya mencari pegangan.

“aku mau didepannnn”, rengek Yun dan menduduki possisi terdepan disamping Syoung. Syoung membukakan pintu untuk kami (HyoSic). Sepanjang perjalanan Yun tertidur dengan tenang, memang perjalanan ini lumayan panjang. Dan itu alasanku kenapa aku mau ikut, aku dapat melihatnya dalam waktu lama.

“eumh, oppa hidupkan radionya…”, pinta Hyo dengan mengguncang kursi dihadapannya. Tunggu. Oppa? Ia memanggil Syoung dengan sebutan oppa? Apakah aku tak salah dengar?

“Bomnal gateun misoe

On sesangihwahnhaejyeoyo

Nal tashi tto kkumkkuge haeyo

Haessari ban-chagineun nal

Keudae sone kkakji kgigo

Bal-keo-reumeul majchwo keo-reoyo

Kakkeum nae-ga apseo keodda-ga

Mundeuk dwiireul do-rabomyeon

Nareul boneun geu eol-ku-re

Na nuni bushijyo

Bomi oneun sori teu-llimyeon

Ggoti pin gil ttara keo-reoyo

Bi naerineun yeoreumi omyeon

Muji-gae-man bomyeo keo-reoyo

Ka-eul china kyeou-ri wahdo

Sone jeonhaejineun ongiro

ttaseuhameuro

Hamkke keo-reo-gayo

How great is your love

Haneu-reul talmeun sarangi

Nae-gedo ju-eojigil

Nan eonjena gidaryeowaht-jyo

Byeolbichi ban-chagineun nal norae-haneun jeo

Saedeulye mellodie majchwo keo-reoyo

Dol-ko doneun ne kyejeolye

Banbokdwehneun bimilcheoreom

Byeonhameom-neun geu sarange na nuni bushijyo

Bomi oneun sori teu-llimyeon

Ggoti pin gil ttara keo-reoyo

Bi naerineun yeoreumi omyeon

Muji-gae-man bomyeo keo-reoyo

Ka-eul china kyeou-ri wahdo

Sone jeonhaejineun ongiro ttaseuhameuro

Hamkke keo-reo-gayo

How great is your love

Sesange jichyeoit-deon nae-ge

Balgeun bichi dweheojun geudae

Hamkke keonneun jobeun gil kkeu-te

Tashi tto kyeou-ri ondaedo

Keudae nae son jabajundamyeon nae-ge

I geochin sesangdo bomnal gateunkeol

How great is your love

How great is your love”

Alunan musik dan lagu ballad dari GB Girls Generation mengalun lembut didalam deru mobil yang sedang melaju dijalan tol. Hyo memejamkan matanya menghayati lagu yang memang sangat menyentuh ini. Aku memperhatikan jalan dan membuka kaca mobil perlahan.

“ahhhh aroma laut…”, desis Hyo. Aku menoleh dan tersenyum mengiyakan.

“pasti menyenangkan bermain di air”, selorohku.

“ahhhh aku tak bisa….”, ujarnya dengan wajah murung. Aku mengerutkan keningku.

“apakah kau sedang datang bulan?”, tanyaku dengan nada aneh. Ia terkikik dan menggeleng.

“aniya….. hanya saja aku sedang malas dan susah berjalan. Bisa jadi masalah kalo ada ombak da aku tidak segera ketepi”, ucapnya dengan wajah merah. Aku memiringkan kepalaku tidak mengerti. Sooyoung nampak serius mengemudi dan tidak menghiraukan kami yang berbicara. Rambut panjangnya ia masukkan dalam topi. Mata bulatnya ia tutupi dengan kacamata hitam lebar. Bila seperti itu, ia tak akan terlihat sebagai seorang yeoja. Apalagi tubuh jangkungnya bahkan mengalahkan tinggi namja kebanyakan. Jalur tol sudah lama kami lalui, aku dan Hyo seperti teman lama yang baru saling ketemu setelah reuni beberapa tahun pasca zaman sma.

“kita sampai…”, potong Sooyoung disela obrolan kami. Aku menatap luar tak percaya. Nampak beberapa keluarga dan pasangan dibibir pantai sedang menikmati hari libur mereka. Aku segera keluar dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Aku hendak memanggil Hyo dan mengajaknya berlari ketika kulihat Syoung mengecup bibir yeoja itu dan tersenyum aneh. Hyo memukul bahu syoung dengan keras dan aku bergegas membuang muka agar mereka tak tahu kalau aku telah melihat sesuatu yang tak ingin mereka perlihatkan. Syoung membuka bagasi dan bergegas menatanya sendirian. Tidak membiarkan dari kami membantunya menyelesaikan pekerjaan itu. Ia melambai tanda pekerjaannya telah selesai. Yunseo entah sejak kapan telah bangun dan berlari memeluk Syoung. Hyo menutup pintu dan mengajakku yang masih terdiam.

“gwenchana?”, tanyanya. Aku mengangguk mengiyakan dan menyusul langkah kecilnya. Syoung tertawa bersama Yun, aku tak mengetahui apa yang mereka tertawakan. Aku duduk disebelah Hyo dan membuka bekal yang telah kami persiapkan. Hyo dengan cekatan mengupas dan memotong mangga yang nampak segar dihadapanku.

“kau mau?”, tawarnya padaku. Aku mengangguk dan mengambil sepotong. Segar. Buah ini sangat segar. Energiku seakan kembali setelah memakannya.

“Hyong aku mau…”, rengek Syoung dan meletakkan Yun dpangkuannya. Aku melihat tingkah kekanakan Syoung dan tanpa sadar tersenyum. Tanpa diperintah dua kali, hyo memotong dan menyuapkan perlahan kemulut kecil Syoung. Yun merengek meminta juga, dan Hyo pun menurutinya. Aku iri pada yeoja ini. Seharusnya aku yang melakukannya, menyuapi mereka dengan mesra. Kenapa yeoja ini bukan aku? Yun menarik tanganku meminta bermain diair karena Syoung menolak. Aku akhirnya mengiyakan dan mengikuti permainan yun berlari kesana-kemari. Sesekali aku melirik Syoung dan Hyo yang terkesan menutupi kemesraan mereka. Mereka seperti teman bukan kekasih.

_________________0

Sepertinya Hyo masih marah dan takut karena kelakuanku tadi malam. Aku terkekeh melihat wajahnya yang cemberut saat aku menanyakan apakah ia baik-baik saja.

“udara sangat panas, kenapa kau masih memakai syal?”, tanyaku menggoda. Ia melirik tajam dan membuka syalnya, menampakkan bercak merah keunguan disekitar lehernya. Aku membuka 3kancing kemejaku dan memperlihatkan bercak merah disekitar dadaku karena perbuatannya. Nampak wajahnya memerah karena malu. Rambut blondenya nampak pas diwarna kulit putihnya.

“kenapa kau bisa semakin cantik?”, pujiku sambil bertopang dagu. Pipinya semakin merah. Aku menarik lengannya dan mengajaknya berkeliling. Awalnya ia mengeluh karena ia masih “sakit”. Aku hampir mati tertawa saat ia mengatakannya dengan nada polos yang ia punya. Aku menggenggam tangannya dan berjalan berlainan arah dari Yun dan Jessica. Aku ingin menghabiskan banyak waktu dengan yeojaku. Kami telah berjalan cukup jauh dan diujung pantai yang lain.

“mau bermain air?”, ajakku. Ia menggeleng kasar dan menghempaskan tanganku kesal. Aku menariknya agar duduk diatas pasir sepertiku. Kurebahkan kepalaku dipahanya dan menutup mata perlahan. Aku sedikit lelah karena kegiatan menyetir panjang tadi. Ia melepas kacamata yang kupakai dan menggerai rambut panjangku da membelainya lembut.

“apakah kau mencintaiku?”, tanyaku. Ia memandangku yang berbaring, senyuman sangat tulus dan lembut dari yeoja yang selalu menemani hari-hariku belakangan ini.

“apakah aku harus menjawabnya?”, tanyanya balik. Aku mengangguk mengisayaratkan ia menjawab pertanyaanku.

“aku sangat mencintaimu… nan jeongmal saranghae”, ucapnya tegas. Tak ada kata kebohongan dan keraguan yang terucap dari bibirnya.

“gomawo Hyonnie”, ujarku tulus. Ia mengangguk dan mengusap pipiku. Ia menunduk dan menyelipkan rambut panjangnya disela telinganya, aku menarik tengkuknya menerima kecupan manisnya. Ia nampak menahan tawa karena wajah kecewaku.

“wae… kau mau lebih?”, godanya. Aku mempoutkan bibirku kesal dan beringsut menjauh dari tubuhnya.

“Ya Choi SooYoung~!”, teriaknya dan mengejarku. Wajahnya nampak menahan perih. Ahhh, kenapa aku selalu kalah? Ku berhentikan langkahku dan menyusulnya dengan mundur beberapa langkah. Ia tersenyum dengan wajah memelas. aku menunggunya dengan berkacak pinggang karena jalannya menjadi lelet. Ia berdiri dihadapanku dan mencengkram lenganku mencari pegangan, nafasnya sedikit tersengal. Ia menatapku dengan garang.

“puas kau menyiksaku eoh?”, bentaknya kesal. Aku mengangkat bahuku tanda tak tahu menahu. Ia mendecak kesal dan berjinjit dengan memegang bahuku erat.

“jangan pernah memasang wajah masammu didepanku”, pintanya dengan wajah yang mendadak sedih. Aku tertegun, ia selalu memintaku tersenyum. Ia akan merasakan apa yang kurasa.

“akan kuturutu semua permintaanmu, tapi jangan pernah kau marah kepadaku”, pintanya lagi. Ia memeluk tengkukku dan mengecup bibirku.

“Hyo…”, panggilku. Ia tak mengindahkan panggilanku dan melumat kecil bibirku. Aku sedikit membungkuk mengetahui ia kesusahan menjijit diatas pasir. Kupeluk pinggangnya yang terlampau mungil utk yeoja dengan perawakannya. ia menyudahi ciuman kami dengan mengecup daguku. Aku tersenyum dan terkikik geli, yeoja ini mudah ditebak.

“a, apa yang lucu?”, ujarnya dengan wajah gugup. Aku menunjuk wajahnya sambil menahan tawa. Ia menghentakkan kakinya kesal dan berjalan menjauh. Kini aku yang mengejar dan menangkap tubuhnya. Menggendongnya ala bridal style ketempat kami piknik. Kulihat wajah lelah Yun yang berbaring dipangkuan Jessica. Hyo memeluk leherku, ia juga tertidur dengan nyaman. Nampak beberapa orang menatapku heran. Seorang yeoja menggendong yeoja. Seharusnya namja bukan? Aku membaringkan HyohYeon da mencoba membangunkannya dengan menepuk pipinya lembut. Ia mengerjap malas dan duduk sambil bersandar dibahuku.

“Nuna sangat kuat”, puji Yun. Aku terkekeh mendengarnya. Benarkah? “apakah eomma-ku bisa digendong seperti itu? Ia kan lebih kecil”, sambungnya. Hyo memeluk lenganku tiba-tiba. Sepertinya ia cemburu?

“tidak boleh”, jawab Hyo ketus. Jessica tertawa melihat kearah Hyo, membuat yeojaku ini tersenyum lirih.

“Nuna pelit”, ejek Yun karena kesal. Aku mengacak rambutnya gemas. Hyo membuka bekal dan memakan kimbab dengan lahap. Sejak kapan ia jadi shikshin sepertiku? Eumhhhh…. aneh

_______________________0

Malam sudah semakin larut. Kami baru saja mengantarkan Jessica dan Yun pulang. Aku terlampau lelah dan memilih untuk tidur dalam perjalanan pulang. Sooyoung juga tak keberatan dengan kelakuanku. Ringan. Aku merasakan tubuhku ringan melebihi burung. Sepertinya Syoung lagi-lagi menggendongku. Ah biarlah, ia juga tak pernah mengeluh kkkkkkk. Ia menghempaskan tubuhku dengan pelan agar aku tak terbangun. Aku sudah terlampau lelah untuk mebuka mataku.

“jaljayo chagi…”, bisiknya menyingkirkan poniku dan mengecup dahiku pelan. Ia memeluk punggungku lembut dan menyembunyikan kepalanya dicelah leherku.

“Syounnngggg”, ucapku akhirnya karena ia terus saja menggesekkan hidungnya dengan kulit bahuku yang terekspos. Bukannya menjawab ia malah mengecupnya pelan dan beringsut naik keatas tubuhku.

“jebal… aku lelah”, tolakku dan mendorong bahunya pelan. Ia menangkap lenganku dan mendekatkan wajahnya. Mencium bibirku lembut walau ia sedang menahan libidonya. Aku membuka mataku dan menatap wajahnya yang sebenarnya sama lelahnya atau mungkin lebih lelah daripada diriku. Mungkin ini hari terberat karena bertemu dengan mantan yeojanya yang telah mencampakkannya seperti itu. Dengan cekatan ku usap punggungnya dan membuka pengait bra yang menyembunyikan bukit kembarnya yang menggairahkan. Ia menghentikan aksi menciumnya dan menatapku heran. Aku tersenyum dan mengecup bibirnya meminta ia terus memanjakanku dengan ciumannya. Dengan ragu ia kembali menciumku dan mulai menghisap bibirku lembut. Tak ada kesan paksaan, tak ada kesan menuntut. Kubuka kancing kemeja yang ia kenakan dan entah kemana kemeja itu pergi karena aksi lemparanku. Ia menghentikan aksinya dan menutupi tubuhnya dan tubuhku dg selimut tebal karena cuaca n ac yang sangat dingin. Ia tersenyum lirih dan masuk kedalam selimut. Jangan bertanya apa yang ia lakukan didalam sana. Yang jelas… aku mati-matian menahan nafasku yang tersengal dan desahanku.

“Younggggg jeballl ahhhhhhhhhhhhhhhh”, pintaku. Kurasakan sentuhan itu semakin lembut dan memabukkan. Ia selalu mebuatku tersihir dengan sentuhannya. Perasaanku semakin melayang terbang. Kurasakan panas menjalar disekujur tubuhku. Gesekan itu semakin naik dan kini wajahnya kembali ada dihadapanku. Kulihat cairan lekat diujung bibirnya. Sesuatu yang ia suka setelah makanan. Aku mendekatkan wajahku dan menjilatnya sejenak, membersihkan noda diwajah moleknya. Ia menggerakkan bibirnya seakan mengatakan sesuatu.

“mwo?”, tanyaku tak mengerti. Bukannya menjawab ia malah menjulurkan lidahnya dan menjilat keringat dileherku.

“apakah kau tak lelah?”, tolakku halus. Ia menggeleng dan membalikkan posisi kami. Ia membuka kaos yang kukenakan dan tersenyum senang. Ia tidak menyiksaku seperti kemarin malam. Sekarang ia hanya menyentuhku tanpa melakukan permainan inti. Ia menarik pinggangku dan mengecup puncak payudaraku memberi beberapa kissmark disana. Ia tak pernah bermain selembut ini. Apakah otaknya diperjalanan telah terbentur?

“aku telah menemukan cintaku. Orang yang akan mengisi semua hari-hariku. Yeoja yang selalu berada disisiku dikala senang maupun sedih. Yeoja yang membangkitkanku dari alamku. Yeoja yang memperingatkanku akan sesuatu yang tak boleh dilakukan olehku. Yeoja yang mencintaiku apa adanya. Nan jeongmal saranghae Kim HyohYeon. Jebal jangan pernah meninggalkanku…”, pintanya lirih sambil mengalungkan kalung liontin bintang. Tubuh kamu yang sama-sama naked, peluh yang membasahi kami, keadaan kamar yang seperti kapal pecah membuat benda ini adalah satu-satunya benda berkilau ditempat ini. Aku juga tak menyadari sejak kapan ia menyiapkan hadiah kecil ini.

“aku mencintaimu bukan karena apa yang ada ditubuhmu… aku mencintaimu walaupun kamu tak pernah mencintai dan memilihku”, ujarku tertunduk. Aku tak pernah berharap cintaku terbalas. Aku hanya ingin ia mengerti bahwa ada orang yang mencintainya.

“ssssstttt…… kim HyohYeon. Aku sadar bahwa selama ini aku tak pernah memperhatikanmu. Tapi, aku melakukannya takut terluka karena akan kehilanganmu suatu hri nanti. Dan kini aku tahu… setelah 6tahun kebersamaan kita. Kau tak akan meninggalkanku dan aku telah menemukan bintangku. Bintang yang mencintaiku dan aku mencintainya. I love you. You love me. We love each other”, ujarnya dengan bola mata beningnya. Ia jujur. Tuhan apakah permintaanku terkabul?

“dan jessica-ssi?”, ujarku dengan ragu. Ia tersenyum. Senyuman yang menyedotku untuk selalu ada disisinya.

“ia masa laluku dan kau adalah masa depanku. Jangn pernah berpikir untuk meninggalkanku atau kau akan mendapat hukuman langit”, bisiknya. Aku tertegun mendengar ancamannya.

“jeongmal saranghae…”, bisik kami bersama.

My Evil 5

My evil 5

Sooyoung pov

Tubuhku terasa berat. Eomma. Apakah sesakit ini? Ahhhhh… aku tak sanggup. Eomma, appo T^T, batinku.
“sooyoung-ah… gwenchana?”, tanya kyuhyun panik.
“ini sakit pabo…”, ku getok kepala gamers satu itu. Sulli nampak ketakutan dipunggung kyuhyun. Kurasakan hangat menyentuh pipiku. Hei ini airmata? Aku bisa mengeluarkan air mata???? Apakah aku berubah menjadi manusia???
“syoungah… kau menangis!!!”, seru manusia pabo didepanku. Aku terhenyak. Benarkah? Benarkah aku menjadi manusia?? Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tertekan? Kyuhyun memegang tanganku lembut. Menpuk punggungku pelan.
“all is well”, bisiknya. Sesak. Dadaku sakit. Pikiranku melayang. . . dan semua gelap.

———–0
“ya irreona… irreona summer-ah”, dengung suara-suara memenuhi indera pendengaranku. Layak lebah suara itu makin mendekat dan membuat telingaku sakit.
“eunghhhhh….”, entah kenapa hanya suara itu yg dapat keluar dari mulutku. Silau. Itu yang terjadi saat aku mebuka mataku. Dengan cepat aku menutup kembali kelopak mataku. Cahaya itu menyakitkan retina mataku.
“uisaaaaaa…. dia sadar. Uisaaaaaa”, lagi suara itu memekakkan telingaku. Aku tau pemilik suara itu. Namja yang senang menyakitiku _ _”)
“bisakah kau diam?”, akhirnya suaraku keluar. Dengan kekuatan yang entah datang darimana akhirnya aku bisa duduk dengan tegak dan membuka mataku. Nampak beberapa uisa mengelilingiku dan namja sialan itu berdiri diujung ruangan. Menatapku dengan sendu. Apakah ia mengkhawatirkanku? Entah ini hanya perasaanku, tapi sepertinya iya o.o . dan akhirnya uisa itu keluar membiarkanku kembali istirahat.
“kyuhyun-ah…”, panggilku lirih. Ia menatapku heran tapi akhirnya menghampiriku juga.
“wae? Kau ingin sesuatu?”, tanyanya. Aku mengangguk pelan.
“mwo?”, tanyanya lagi.
__________0
Kyuhyun pov.
Yeoja ini memang pintar membuatku takut dan khawatir dalam satu waktu. Malam disaat ia mematahkan sayapnya. Ia pingsan 6hari lamanya. Dan bukannya terima kasih atau apa karena aku menunggunya disini. Ia malah membentakku “bisakah kau diam?”. Huvft, dasar setan. Uisa-uisa itu telah memeriksanya selama 30mnit. Aku tak tau apa yang mreka periksa. Luka-luka nya juga telah mngering sejak 2hari yang lalu. Ahhh, mungkin karena ia setan mereka jadi tidak mendiagnosis kkkkkkk~
“kyuhyun-ah…”, kudengar suara lirih memanggilku. Aku mencari asal suara. Dan betapa terkejutnya aku saat tau yang memanggilku adalah yeoja itu. Sooyoung a.ka Summer. Kupandang wajahnya heran. Terkejut tentu saja.
“wae? Kau ingin sesuatu?”, tanyaku menyakinkan diriku sendiri. ia mengangguk pelan.
“mwo?”, tanyaku lagi. Aku menghampiri ranjangnya. Selang infus, darah dan oksigen masih menempel pada tubuhnya. Ia melepas masker oksigen dan menarik tanganku.
“aku ingin pulang”, tatapnya sendu. Aku membelalakkan mataku.
“yaaaa~ kau baru sadar. Mana boleh kau pulang”, tolakku keras.
“jeballl….”, kini kulihat airmata hampir keluar darimatanya. Dan aku kembali melihat airmata yeoja ini. Aku memberanikan duduk disisi ranjang dan membelai rambut panjangnya.
“uljima syoung… setelah kau sehat aku akan membawamu pulang”, jawabku mencoba menenangkan.
“jeongmal?”, tampak seberkah harapan diwajahnya. Aku mengangguk mengiyakan. Greppp.
“gomawo kyuhyun-ah”, ucapnya lirih. Aku masih terdiam. Ia memelukku. Ia memelukku. Benarkah ini? Dan ia mengucapkan terimakasih? Seseorang tolong sadarkan aku kalau ini hanya mimpi. Tanganku tanpa seizinku membalas pelukannya. Hangat. Itu yang kurasa dalam pelukannya. Jadi ini nyata? Aku mengusap punggungnya utk menenangkannya. Ia melonggarkan pelukannya dan mendongak menatap wajahku.
“kau menambah jerawatmu?”, tanyanya heran sambil menyentuh jerawat dipipi kiriku.
“ya~ itu karena aku merawatmu seminggu disini”, decakku sambil melepaskan pelukan darinya. Ia melongo dan kembali tersenyum.
“gomawo…”, ia menarik bahuku dan mencium pipi kiriku. Blushed. Kurasa wajahku memerah sekarang.
“che cheonma… aku kluar dulu mencari makanan”, ucapku terbata dan bergegas keluar. Eommaaaa, gadis itu menggodaku…!!!

Sooyoung pov

Apakah dengan begini aku akan aman? Apakah para malaikat itu tetap akan membunuhku? Tapi bagaimana mungkin aku berubah menjadi manusia? Seharusnya My evil 5

Sooyoung pov

Tubuhku terasa berat. Eomma. Apakah sesakit ini? Ahhhhh… aku tak sanggup. Eomma, appo T^T, batinku.
“sooyoung-ah… gwenchana?”, tanya kyuhyun panik.
“ini sakit pabo…”, ku getok kepala gamers satu itu. Sulli nampak ketakutan dipunggung kyuhyun. Kurasakan hangat menyentuh pipiku. Hei ini airmata? Aku bisa mengeluarkan air mata???? Apakah aku berubah menjadi manusia???
“syoungah… kau menangis!!!”, seru manusia pabo didepanku. Aku terhenyak. Benarkah? Benarkah aku menjadi manusia?? Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tertekan? Kyuhyun memegang tanganku lembut. Menpuk punggungku pelan.
“all is well”, bisiknya. Sesak. Dadaku sakit. Pikiranku melayang. . . dan semua gelap.

———–0
“ya irreona… irreona summer-ah”, dengung suara-suara memenuhi indera pendengaranku. Layak lebah suara itu makin mendekat dan membuat telingaku sakit.
“eunghhhhh….”, entah kenapa hanya suara itu yg dapat keluar dari mulutku. Silau. Itu yang terjadi saat aku mebuka mataku. Dengan cepat aku menutup kembali kelopak mataku. Cahaya itu menyakitkan retina mataku.
“uisaaaaaa…. dia sadar. Uisaaaaaa”, lagi suara itu memekakkan telingaku. Aku tau pemilik suara itu. Namja yang senang menyakitiku _ _”)
“bisakah kau diam?”, akhirnya suaraku keluar. Dengan kekuatan yang entah datang darimana akhirnya aku bisa duduk dengan tegak dan membuka mataku. Nampak beberapa uisa mengelilingiku dan namja sialan itu berdiri diujung ruangan. Menatapku dengan sendu. Apakah ia mengkhawatirkanku? Entah ini hanya perasaanku, tapi sepertinya iya o.o . dan akhirnya uisa itu keluar membiarkanku kembali istirahat.
“kyuhyun-ah…”, panggilku lirih. Ia menatapku heran tapi akhirnya menghampiriku juga.
“wae? Kau ingin sesuatu?”, tanyanya. Aku mengangguk pelan.
“mwo?”, tanyanya lagi.
__________0
Kyuhyun pov.
Yeoja ini memang pintar membuatku takut dan khawatir dalam satu waktu. Malam disaat ia mematahkan sayapnya. Ia pingsan 6hari lamanya. Dan bukannya terima kasih atau apa karena aku menunggunya disini. Ia malah membentakku “bisakah kau diam?”. Huvft, dasar setan. Uisa-uisa itu telah memeriksanya selama 30mnit. Aku tak tau apa yang mreka periksa. Luka-luka nya juga telah mngering sejak 2hari yang lalu. Ahhh, mungkin karena ia setan mereka jadi tidak mendiagnosis kkkkkkk~
“kyuhyun-ah…”, kudengar suara lirih memanggilku. Aku mencari asal suara. Dan betapa terkejutnya aku saat tau yang memanggilku adalah yeoja itu. Sooyoung a.ka Summer. Kupandang wajahnya heran. Terkejut tentu saja.
“wae? Kau ingin sesuatu?”, tanyaku menyakinkan diriku sendiri. ia mengangguk pelan.
“mwo?”, tanyaku lagi. Aku menghampiri ranjangnya. Selang infus, darah dan oksigen masih menempel pada tubuhnya. Ia melepas masker oksigen dan menarik tanganku.
“aku ingin pulang”, tatapnya sendu. Aku membelalakkan mataku.
“yaaaa~ kau baru sadar. Mana boleh kau pulang”, tolakku keras.
“jeballl….”, kini kulihat airmata hampir keluar darimatanya. Dan aku kembali melihat airmata yeoja ini. Aku memberanikan duduk disisi ranjang dan membelai rambut panjangnya.
“uljima syoung… setelah kau sehat aku akan membawamu pulang”, jawabku mencoba menenangkan.
“jeongmal?”, tampak seberkah harapan diwajahnya. Aku mengangguk mengiyakan. Greppp.
“gomawo kyuhyun-ah”, ucapnya lirih. Aku masih terdiam. Ia memelukku. Ia memelukku. Benarkah ini? Dan ia mengucapkan terimakasih? Seseorang tolong sadarkan aku kalau ini hanya mimpi. Tanganku tanpa seizinku membalas pelukannya. Hangat. Itu yang kurasa dalam pelukannya. Jadi ini nyata? Aku mengusap punggungnya utk menenangkannya. Ia melonggarkan pelukannya dan mendongak menatap wajahku.
“kau menambah jerawatmu?”, tanyanya heran sambil menyentuh jerawat dipipi kiriku.
“ya~ itu karena aku merawatmu seminggu disini”, decakku sambil melepaskan pelukan darinya. Ia melongo dan kembali tersenyum.
“gomawo…”, ia menarik bahuku dan mencium pipi kiriku. Blushed. Kurasa wajahku memerah sekarang.
“che cheonma… aku kluar dulu mencari makanan”, ucapku terbata dan bergegas keluar. Eommaaaa, gadis itu menggodaku…!!!

Sooyoung pov

Apakah dengan begini aku akan aman? Apakah para malaikat itu tetap akan membunuhku? Tapi bagaimana mungkin aku berubah menjadi manusia? Seharusnya
My evil 5

Sooyoung pov

Tubuhku terasa berat. Eomma. Apakah sesakit ini? Ahhhhh… aku tak sanggup. Eomma, appo T^T, batinku.
“sooyoung-ah… gwenchana?”, tanya kyuhyun panik.
“ini sakit pabo…”, ku getok kepala gamers satu itu. Sulli nampak ketakutan dipunggung kyuhyun. Kurasakan hangat menyentuh pipiku. Hei ini airmata? Aku bisa mengeluarkan air mata???? Apakah aku berubah menjadi manusia???
“syoungah… kau menangis!!!”, seru manusia pabo didepanku. Aku terhenyak. Benarkah? Benarkah aku menjadi manusia?? Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tertekan? Kyuhyun memegang tanganku lembut. Menpuk punggungku pelan.
“all is well”, bisiknya. Sesak. Dadaku sakit. Pikiranku melayang. . . dan semua gelap.

———–0
“ya irreona… irreona summer-ah”, dengung suara-suara memenuhi indera pendengaranku. Layak lebah suara itu makin mendekat dan membuat telingaku sakit.
“eunghhhhh….”, entah kenapa hanya suara itu yg dapat keluar dari mulutku. Silau. Itu yang terjadi saat aku mebuka mataku. Dengan cepat aku menutup kembali kelopak mataku. Cahaya itu menyakitkan retina mataku.
“uisaaaaaa…. dia sadar. Uisaaaaaa”, lagi suara itu memekakkan telingaku. Aku tau pemilik suara itu. Namja yang senang menyakitiku _ _”)
“bisakah kau diam?”, akhirnya suaraku keluar. Dengan kekuatan yang entah datang darimana akhirnya aku bisa duduk dengan tegak dan membuka mataku. Nampak beberapa uisa mengelilingiku dan namja sialan itu berdiri diujung ruangan. Menatapku dengan sendu. Apakah ia mengkhawatirkanku? Entah ini hanya perasaanku, tapi sepertinya iya o.o . dan akhirnya uisa itu keluar membiarkanku kembali istirahat.
“kyuhyun-ah…”, panggilku lirih. Ia menatapku heran tapi akhirnya menghampiriku juga.
“wae? Kau ingin sesuatu?”, tanyanya. Aku mengangguk pelan.
“mwo?”, tanyanya lagi.
__________0
Kyuhyun pov.
Yeoja ini memang pintar membuatku takut dan khawatir dalam satu waktu. Malam disaat ia mematahkan sayapnya. Ia pingsan 6hari lamanya. Dan bukannya terima kasih atau apa karena aku menunggunya disini. Ia malah membentakku “bisakah kau diam?”. Huvft, dasar setan. Uisa-uisa itu telah memeriksanya selama 30mnit. Aku tak tau apa yang mreka periksa. Luka-luka nya juga telah mngering sejak 2hari yang lalu. Ahhh, mungkin karena ia setan mereka jadi tidak mendiagnosis kkkkkkk~
“kyuhyun-ah…”, kudengar suara lirih memanggilku. Aku mencari asal suara. Dan betapa terkejutnya aku saat tau yang memanggilku adalah yeoja itu. Sooyoung a.ka Summer. Kupandang wajahnya heran. Terkejut tentu saja.
“wae? Kau ingin sesuatu?”, tanyaku menyakinkan diriku sendiri. ia mengangguk pelan.
“mwo?”, tanyaku lagi. Aku menghampiri ranjangnya. Selang infus, darah dan oksigen masih menempel pada tubuhnya. Ia melepas masker oksigen dan menarik tanganku.
“aku ingin pulang”, tatapnya sendu. Aku membelalakkan mataku.
“yaaaa~ kau baru sadar. Mana boleh kau pulang”, tolakku keras.
“jeballl….”, kini kulihat airmata hampir keluar darimatanya. Dan aku kembali melihat airmata yeoja ini. Aku memberanikan duduk disisi ranjang dan membelai rambut panjangnya.
“uljima syoung… setelah kau sehat aku akan membawamu pulang”, jawabku mencoba menenangkan.
“jeongmal?”, tampak seberkah harapan diwajahnya. Aku mengangguk mengiyakan. Greppp.
“gomawo kyuhyun-ah”, ucapnya lirih. Aku masih terdiam. Ia memelukku. Ia memelukku. Benarkah ini? Dan ia mengucapkan terimakasih? Seseorang tolong sadarkan aku kalau ini hanya mimpi. Tanganku tanpa seizinku membalas pelukannya. Hangat. Itu yang kurasa dalam pelukannya. Jadi ini nyata? Aku mengusap punggungnya utk menenangkannya. Ia melonggarkan pelukannya dan mendongak menatap wajahku.
“kau menambah jerawatmu?”, tanyanya heran sambil menyentuh jerawat dipipi kiriku.
“ya~ itu karena aku merawatmu seminggu disini”, decakku sambil melepaskan pelukan darinya. Ia melongo dan kembali tersenyum.
“gomawo…”, ia menarik bahuku dan mencium pipi kiriku. Blushed. Kurasa wajahku memerah sekarang.
“che cheonma… aku kluar dulu mencari makanan”, ucapku terbata dan bergegas keluar. Eommaaaa, gadis itu menggodaku…!!!

Sooyoung pov

Apakah dengan begini aku akan aman? Apakah para malaikat itu tetap akan membunuhku? Tapi bagaimana mungkin aku berubah menjadi manusia? Seharusnya
Apakah dengan begini aku akan aman? Apakah para malaikat itu tetap akan membunuhku? Tapi bagaimana mungkin aku berubah menjadi manusia? Seharusnya aku hanya akan kehilangan sayap tapi tidak dengan kekuatanku. tetapi kenapa semuanya lenyap?? aku merasakan perasaan seperti manusia, dan kekuatanku… menghilang. bahkan aura teman-teman dan malaikat tak dapat kurasakan.
“eomma…”, panggil suara mungil. bahkan aku tak merasakan kehadiran si mungil sulli. aku menatapnya dengan menarik ujung bibirku. senyuman iblisku pun menghilang.
“eomma sudah sadar? aku merindukan Sooyoung eomma”, rajuknya. aku lagi-lagi tersenyum. ia memanjat ranjang dan memeluk tubuhku erat. hangat. rasa hangat itu kembali menyelimuti tubuhku. dan rasa ini sangat nyaman, rasa yang tak pernah kurasakan.
“kau merindukan eomma?”, tanyaku pelan. ia melepas pelukan dan menatap mataku. anggukan cepat ia berikan. mata bulatnya sangat lucu.
“eomma juga merindukanmu sayang”, ucapku sambil mengecup pipinya. ia terkekeh kecil. tatapan matanya menelusuri setiap sudut ruang kamar.
“Kyuhyun ahjussi eoddiga?”, tanyanya heran.
“kalian mencari namja ini?!!”, suara dingin didepan pintu membuat nafasku tercekat. tubuhku membeku. tak bisa bergerak.
BRUGGGK. namja itu, kyuhyun, terjatuh dengan mulus didepan pintu kamar inapku.
“KYUHYUN AHJUSSIIIIIII~”, teriak Sulli.

________________________

syalalala…. Ms. TBC is BACK

jangan protes kalo pendek xD
ini part cuman nekanin ke Syoung eon aja masalahnya. dan sorryyyyyy pake banget kalo moment KyuYoungnya dari awal part dikit jajajajajaja n.n

gomawo for reader active~

(Drable) Please, look at me Uri Sooyoungie~

____(selamat membaca)_____

Sekarang, aku disini. Menatap rembulan sendiri tanpa ada kau disisi.
“Oppa, hatiku sakit oppa…”, tanpa ku minta, air mata ini kembali mengalir. Rasa sakit ini sangat mengiris. Kenapa kau tega oppa, keluhku. Mata yang sudah sangat sembab dan kelopak mata yang menghitam sangat menakutkan. Bahkan aku tak berani menggambarkan seberapa menakutnya wajahku. Layar HP itu kembali berkedip. Dengan ketukan jariku yang bergetar, penampakkan email itu pun akhirnya terlihat. Sreeeeet. Air mata ini kenapa turun semakin deras? Mengapa kau semakin menyakitiku oppa? Waeeeee???
Praaaannnggg
Dengan kekuatan terakhir, hp yang semula tergenggam ditangan meluncur mulus kecermin meja rias dan memorak porandakannya menjadi serpihan.
“Aku membencimu Cho Kyuhyun”, desisku sarkatis.

————-

Suara riuh itu menghancurkan pagi tenang dikota kecil pinggir Seoul. Kicau burung digantikan gemuruh teriakan histeris para yeoja yang terdengar seperti gemuruh lebah ditaman kecil dengan bunga yang menawan.
“hei, lihatlah yeoja itu. Sungguh memalukan. Kemarin ia menggandeng Lee DongHae ketua basket kampus. Sekarang ia menggandeng Choi Siwon ketua senat”, ucap yeoja A.
“lihat saja, besok ia akan menggandeng siapa kekampus ckckckckck”, decit yeoja berkacamata minus.
Yeoja yang menjadi bahan pembicaraan hanya tersenyum miris. Sang namja a.k.a Choi Siwon menutup telinga sang Yeoja berharap tak mendengar kata2 sadis dari kaum sejenisnya.
“sudahlah oppa, aku sudah biasa mendengar kata-kata itu”, bisik sang yeoja.
“tapi Sooyoungie…”,
“sudahlah oppa… kajja. Oppa ada mata kuliah jam 7 kan?”, potong yeoja yang diketahui bernama Choi Sooyoung itu. Siwon menatap sendu SooYoung dan menggandeng yeoja itu melewati lorong kampus yang penuh kasak-kusuk. Derap langkah mereka seperti ditahan oleh semua gunjingan.
“chaaa… kau sudah didepan ruangmu. Aku ke kelasku dulu ne”, pamit sooyoung sambil membungkuk.
“gomawo sooyoungie~”, balas Siwon sambil mengecup pipi chubby sooyoung. Terdengar sorak sorai para yeoja dan namja dari dalam ruangan maupun koridor.
“kau puas eoh?”, tangan sooyoung dengan gesit mencubit pinggang siwon. Namja itu meringis dan terkikik.
“lihatlah kyuhyun-mu… wajahnya sangat marah”, bisik siwon dibalas death glare oleh sooyoung. Yeoja chubby ini mehrong sambil ngeluyur pergi dari hadapan Choi Siwon yang notabene kakak sepupunya. Siwon menatap punggung Sooyoung dari kejauhan dan tersenyum senang.
“akan kubuat namja itu merasakan apa yang kau rasakan Youngie ah~”.

________

Sendirian itu menyedihkan bukan? Setelah kau buat aku kehilangan temanku sekarang kau meninggalkanku. Oppa, kau benar-benar jahat. Untung saudara-saudaraku mengerti.
“syoung-ah…~”, teriak Lee DongHae. Namja manis. Tapi sayang dia sepupuku.
“oppa~”, panggilku balik. Ia tersenyum dan menyampiriku yang berteduh di pohon depan kantin.
“sedang apa kau disini? Kau tidak ada kelaskan?”, ia menyeka keringatnya dengan handuk basah.
“ne, aku sendirian dirumah. Temanku dulu tak ada yang bisa dihubungi kan?”, jawabku sarkatis. Ia terkekeh dan mengacak poniku.
“arra… kajja oppa ajak jalan-jalan”, ia menarik lenganku dan berlari ke parkiran.
“tapi Siwon oppa…”,
“Sudahlah… nanti biar dia menyusul…”, sela donghae dan membukakan pintu mobil untukku. Mobil mini chooper yang imut ini pun dengan cepat meninggalkan kampus yang merupakan neraka bagiku. Aku menunduk dan menghela nafas kesal mengingat perlakuan para yeoja dikampus.
“kenapa wajahmu cemberut?”,
“eumh… tidak kenapa-kenapa. Hanya sedikit memikirkan sesuatu oppa”,
“apa yang kau pikirkan? Namja itu?”.
“ani… aku tidak ingin mengingat namja itu oppa”, potongku dengan nada kesal.
“aigoo… andaikan kau bukan sepupuku, kau sudah ku jadikan neu yeobo syoung-ah”, goda donghae sambil mencubit pipiku.
“yaaakkkk, kenapa omonganmu dan Siwon tadi pagi sama!!!”, bentakku kaget.
“jeongmalyo? Wah Siwon hyung mendahuluiku berarti??? Yak kau harus jadi yeojaku syoung-ah!!!”, ujarnya kesal.
“ya ya ya… apa maksudmu Hae???!!!”.
“kita sepupu jauh Syoung-ah. Dan aku menyukaimu!”, ia menghentikan mobilnya ditepi jalan secara mendadak. Aku menatap wajahnya kaget. Ia memegang pundakku dan membalas tatapanku.
“oppa…”, desisku.
“Choi SooYoung…..”, panggilnya lirih. Aku menelan ludahku dengan susah. Aku takut. Tuhan tolong hambamu ini sekali lagi. Pintaku dalam hati.
“YAAAKKKK AKU BERBOHONGGGGG~”, teriaknya kencang ditelingaku.
“gyaaaaaaaa…. dasar ikannnnn”, bentakku sambil memukul pundaknya.
“hahahahahaha, mianhae mianhae sooyoung-ah”, ia memelukku erat.
“ne….”, aku membalas pelukkannya hangat.
“tapi bagaimana kalau aku benar-benar menyukaimu?”, tanyanya lembut dan mengecup pipiku. Aku hanya diam. Pelukan itu menghilang. Tapi rasa hangat itu kembali menjalar saat melihat senyumannya dan tangannya membelai pipiku lembut.
“don’t be sad my sun shine. I always in beside you because i love you”, bisiknya lembut.

“oppa….”,

“dan tolong, sekali saja lihat aku sebagai namja yang mencintaimu…”, bisiknya.
_____

Gantung~!!!! Emang gantung xD
Biarkan seperti ini dan jangan minta AS ataupun apapun itu namanya bruakakakakaka~
*ditabok reader*

Cute Face

Gambar

I think is an old pict from SNSD when pre-debut o.o

 

 

Uri Syoung still cute until now x.x

*mian nothing ff to this month n.n

Give Me A Reason Choi SooYoung

Give Me A Reason..

.kl

Chast :

Choi SooYoung

Jung YunHo

Shim ChangMin

Genre:

Tidak Diketahui __-

ChangMin POV

“eoh? Kau mau ngomong apa Mingppa?”, aigoo… eottokhe? Apa yang harus aku ucapkan? “Yaaaa… kau sakit eoh? Kenapa jadi pendiam begini?”, ishhhh, apakah yeoja ini tidak bisa diam sebentar eoh u.u aku sedang menata hatiku, aku akan…

“yaaa~ aku pulang dulu!!!”, bentaknya kesal dan melepaskan cengkeraman tanganku.

“kajima Youngie ah-… saranghae, nan jeongmal saranghae!!!”, dan akhirnya kata itu dapat keluar bebas dari mulutku. Ujung bibir yeoja itu tertarik ke arah pipi chubbynya, membuat senyuman yang membuatku jatuh cinta padanya 5tahun ini. Tangannya terulur menyentuh pipiku. Mencubitnya pelan.

“nde, nado saranghae Mingie yah ^^. Sekarang pulanglah, kampus sudah sepi”, usirnya. Aku terhenyak. Apakah ia tidak mengerti ucapanku?

“yaaa CHOI SOOYOUNG~ Saranghae!!!”, ulangku lagi. “And please give me a reason… jebal”, pintaku.

“ne nado Shim Changmin”, jawabnya lagi sambil melambai lagi. Yeoja ini mengerti maksudku tidak sih? Batinku frustasi. Ku acak rambutku kesal. Sepertinya tidak. Dan aku mengucapkan kata “Saranghae” padanya… kukeluarkan note dari saku kemejaku. Sret. 1garis kembali bertengger disana. 1826. Sial, selama 5 tahun aku terus mengucapkannya. Baik lewat surat, ucapan maupun sms. Dan yeoja ini benar-benar tak pernah mengucapkan selain “Nado Saranghae” sambil cengengesan. Padahal setiap kali aku mengucapkannya, jantungku berdetak dengan cepat -.-

Apakah yeoja ini benar-benar diciptakan dengan perasaan yang tidak peka? Baiklah! Aku akan mencoba tidak mengucapkan kata ini selama seminggu. Dan kita lihat bagaimana reaksinya kkkkkkk~, pikirku. Shim Changmin, FIGHTING!!!!

Yunho POV

“OPPA~!!!!”, haaaahhh, akhirnya ia datang juga. Tak tahukah kakiku lelah menunggunya disini? Eh, ini kan salahku yang memaksanya mau ku jemput _-)a ku lambaikan tanganku ke arahnya. Rambut panjangnya tergerai indah mengikuti arah angin yang membelai pelan disore ini. Kupersilahkan ia masuk dalam mobil Mercy hadiah dari kantorku karena menang proyek bulan lalu kkkkkkk~

“huwaaaahhh oppa nyalakan pendinginnya. Disini panas u.u,” rengeknya sambil membuka 2kancing kemeja yang dipakainya.

“YAAAA~”, dengan cepat kututup tubuh bagian depannya dengan jas yang ada dijok belakang.

“waeyo?”, tanyanya dengan wajah innocentnya yang tak pernah hilang. Aku tak menjawab. Kalian sudah tau sendirikan betapa moleknya tubuh seorang Choi Sooyoung. Seorang mahasiswa sederhana dengan profesi modellingnya yang luar biasa. Ia mempoutkan bibirnya tanda merajuk. Aku membesarkan volume AC dan menjalankan kendaraan yang bisa dibilang mewah untuk kalangan pegawai swasta sepertiku.

“tumben kau pulang sorean? Biasa kalau oppa datang, kau sudah stay didepan kampus. Give me a reason…. don’t your pout again?,” tanya dan pintaku. Ia mempoutkan bibirnya lagi. Aku sudah tahu jawabannya. Pasti Shim Changmin. Namja yang menyukainya sejak High School. Dia tidak pernah menyerah. Sama sepertiku _-)v

“oppa… besok aku libur,” ucapnya tiba-tiba. Aku terhenyak. Apakah ini jawaban. Heiii she give me a reason

“eumh, oppa juga”, jawabku. Memang besok aku ambil cuti kkkkk~ ahhhh tuhan sedang berpihak padaku x.x

“aku tunggu jam 9 pagi ne?”, pintanya. Aku terdiam. Menatapnya tak percaya. 8 tahun. Aku tak pernah melihat ia memintaku atau bahkan mengajakku kencan. Dan sekarang??? Mimpi… ini pasti mimpi o.o , ku tampar pipiku agak kencang.

“awwwww,” rintihku. Ia tertawa melihatku tingkahku. Aishhh, pasti ia mencoba menipuku -_-) ku berhentikan mobilnya didepan rumahnya tepat. Rumahnya berada dikompleks perumahan mewah. Sama sepertiku *sombong* ku berlari membukakan pintu untuknya. Harapanku sudah jatuh, ia pasti mengerjaiku ttg pergi berdua besok _- ahhhh, are you kidding me Syoung?

“oppa, aku tunggu,” ia menggenggam tanganku lembut dan berlari masuk kedalam rumahnya. Melambai sebelum menghilang dibalik pintu besar rumahnya. Kukepalkan tanganku.

“YUHUUUUUUUU yesss yess yesss,” kutinju udara yang tak bersalah. Nampak beberapa tetangga yang kukenal menggeleng-geleng gaje. Dengan wajah malu aku bergegas masuk kedalam mobil dan ngebut menuju rumahku yang berada diujung jalan.

SooYoung POV

Aku mengintip dari balik tirai. Tingkah Yunho oppa yang bisa kubilang kekanak-kanakkan. Aku tertawa terbahak melihat ia salah tingkah dipandang oleh para tetangga.

“kau sudah pulang?”, panggil suara dibelakangku. Suara yang mengisi hariku semenjak dikandungan.

“eomma”, panggilku manja dan memeluk pinggangnya erat. Ia tertawa dan membalas pelukanku lembut. Mengusap punggungku.

“Eomma sudah memasakkan makanan kesukaanmu… cepat makan dan minum obatmu”, perintahnya lembut.

“eomma… obat itu tak ada gunanya,”ucapku lirih sambil membenamkan kepalaku disela leher dan bahunya. Mencium aroma yang akan lama tak dapat kuhirup. Kudengar isakan eomma yang tertahan. Kulepas pelukanku dan mengusap airmata yang berada diujung matanya.

“apakah eomma tak lelah eoh menangisiku?”, ejekku dan mengecup pipinya. Ku berlari sebelum eomma mulai meracau tak jelas tentang kenakalanku. Kkkkkkkk~ aku harus menyenangkan orang-orang disekitarku. Tak ada airmata. Tak ada dendam. Fighting!!!

___________0

Jam 12 malam, dan ia tidak mengirim pesan seperti biasanya??? Apakah aku melakukan hal yang salah padanya??? Huvt… dasar. Apakah kau sudah putus asa Shim Changmin?, batinku kesal. Kuputar i-phone ditanganku kesal.

“kenapa bukan aku saja yang mengiriminya pesan? Selama ini kan ia yang duluan???”, tanyaku pada diriku sendiri. Dengan cepat jari lentik tanganku merangkai kata perkata dilayar.sms

 “senja itu                                                         Senja kini

Kita bertemu                                                    Aku sendiri                              

Mata coklatmu nampak terluka                         Menatap lukisan malam tuhan

Ku tahu, kau sedih                                            Berbalut awan, terlihat gelap dan muram

Tapi bibir tipismu tersenyum                             Aku mencoba tersenyum sepertimu

Dan aku tahu kau rapuh.                                  Tapi aku sadar

Aku rapuh”

 

Changmin POV

Kirim? Enggak? Kirim? Enggak? Tanganku terus bergerak gaje diatas layar i-pad yang terbaring tak berdaya.

“Saranghamyeon yeoppeo jinda neun”, lagu Girls Generation, My J yang menjadi nada dering dari Syoung membuatku kaget enggak karuan dan membuat jantungku berdetak enggak karuan membuat aku terjatuh dari kasur ukuran bigsize yang bahkan bisa ditiduri orang serumah yang jumlahnya enggak nyampe 4 orang *oke lebay* dengan takut dan semangat 45 akhirnya sms dari My Lovely Syoung terbuka dan terpampang nyata di layar i-pad yang kata keponakanku lebarnya ngalahain jidatku -_-) *curhat xD* dan deg deg deg…. hei. Isi pesannya seakan-akan ia merindukanku o.o ini cuman perasaanku atau ia memang memberi sinyal? *emang hp?*

“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”, teriakku pada detik berikutnya. Ia benar-benar mengirimiku pesan. Ini dari hp-nya. Tapi tenang. Ingat janjimu tadi sore. Biarkan yeoja itu merasakan kehilangan dirimu Shim Changmin kkkkk~ dengan perasaan berat aku meninggalkan i-padku dimeja belajar yang setia menemaniku dari kecil -.-

Choi Sooyoung… kejarlah akuuuuu \(^o^)/

Author POV

“chagiii… irreona”, panggil yeoja paruh baya itu. Tepukan tangannya dipipi sang yeoja terlelap itu bisa dibilang sangat lembut. Mata yeoja itu mengerjap polos.

“pagi eomma”, ucapnya, dan jangan lupakan senyumannya yang membuat matahari iri.yeoja paruh baya itu menghembuskan nafasnya lega. Yeoja itu segera duduk dan mencium pipi eommanya lembut. Segera ia berlari menyambar handuk kering diujung ranjangnya dan berlari ke kamar mandi yang memang ada didalam kamarnya.

“kau mau kemana? Bukankah kau libur?”, tanya eommanya heran. Yeoja itu menyahut dengan bunyi air yang membasahi tubuh semampainya. Sang eomma masuk kedalam kamar mandi dan duduk dipinggir bathub. Membantu anak bungsunya menggosok punggungnya dengan spon busa.

“kau mau kemana eoh?”, pertanyaan itu kembali terulang dari mulut eommanya. “bukankah kau sudah membatalkan semua kontrak modellingmu?”, sahut eommanya kembali.

“eomma… aku mau pergi kencan”, jawab sang yeoja dengan semburat merah dipipinya.

“mwo? Jinjja? Dengan siapa??? Yunho atau Changmin?”, tanya eommanya beruntun.

“hari ini dengan Yunho oppa”, jawabnya sambil bermain busa dipermukaan air bathub, mencoba menghilangkan kegugupan dari nada bicaranya. Sang eomma terkekeh geli.

“kalau begitu cepatlah. Kasihan namja-mu menunggu”, ejek eommanya sambil membasuh tangannya dan keluar dari kamar anaknya. Yeoja itu, Choi Sooyoung… menunduk dan tersenyum getir. Menatap punggung eommanya yang menghilang.

“Mianhae Eommaya~”, bisiknya.

Sooyoung POV

“eomma aku berangkat!!”, pamitku. Kulambaikan tanganku perlahan, berlari kecil menuju halaman rumah. Menyambut Yunho yang tampak santai dengan kaosnya. Kaos Couple kkkkkkk~

“kajja oppa~”, ajakku menggenggam tangannya berjalan.

“tapi mobil oppa….”, potongnya.

“aku ingin dan bergandengan tangan dengan oppa”, pintaku manja. Ia tertegun. Aku mengerjapkan mataku polos dan menggenggam tangannya erat. Menariknya berjalan disampingku. Tangannya nyaman. Aku menyukai sosoknya yang selalu melindungiku dibalik bahu dan lengan kokohnya. Dan, grep. Aku memeluk lengannya untuk pertama kali. Aku takut ia menolak. Ku mohon jangan dilepas jangan dilepas, bisikku dalam hati. Puk puk, telapak tangan itu menepuk puncak kepalaku. Hehehehe, berarti ia memberi izin ><) kupeluk erat lengannya. Ahhhh… andai sampai akhir aku dapat memeluk lengannya.

“bisnya datang… Kajja~!!!”, tarik Yunho oppa. Aku ikut berlari mengejar bis yang membawa kami k arah Lotte Land.

“Oppa Chakkaman”, pintaku mengimbangi larinya. Dan hup. Kami sukses masuk dalam bisnya xD

“2orang ahjussi”, ucap Yunho oppa sebelum mencarikan aku tempat untuk duduk. Yunho menyuruhku duduk dibangku yang tersisa, kugelengkan kepalaku tanda menolak. Berdiri disampingnya dan menggegam tangannya itu lebih nyaman n.n iya tersenyum, senyum yang lembut. Menenangkan. Sangat.

Author POV

Sooyoung nampak ragu menaiki wahana-wahana yang menuntut adrenalin. Walau pada akhirnya ia menaikinya dan tertawa senang karena bisa menaklukannya. Tapi kini, sungguh wajahnya begitu pucat walau tersamar oleh hiasan wajahnya.

“oppa… kita istirahat ne?”, pintanya. Yunho hanya menurut dan mengikuti langkah kecil Sooyoung menuju kedai makanan. Sooyoung menatap Yunho meminta persetujuan. Dan lagi-lagi namja itu mengangguk mengiyakan dan menggenggam tangan kecil Sooyoung menuju kedai yang agak sedikit sepi.

“ahjumma~”, panggil Yunho pada pemilik kedai. Sang ahjumma datang dan memberikan daftar menu. Sooyoung dan Yunho memesan banyak menu karena memang mereka suka safari makanan. Perbincangan mereka menunggu makanan juga masih seputar makanan. Bagaimana makanan enak. Dimana kedai ataupun cafe yang menyediakan makanan penutup yang enak dan tentunya murah kkkkkkkkkk~

“untuk pasangan mesra hari ini… silahkan dinikmati”, teriak ahjumma sambil memberikan pesanan. Yunho nampak salah tingkah sedangkan Sooyoung mengucapkan terimakasih sambil membantu menata makanan di meja yang bisa dibilang kecil.

“kajja…. selamat makan”, teriak Sooyoung memecah kesunyian yang tercipta diantara mereka berdua. Yunho tersenyum keki dan mengangkat mangkuknya memulai makan bgitu pula Sooyoung.

“Oppa, daging ini enak. Kau mau coba punyaku?”, tawar Sooyoung menyodorkan sendok berisi soup + potongan daging sapi didalamnya. Dan dengan malu, yunho menerima suapan sooyoung. Pasangan yang manis. Eh? Tunggu mereka bukan pasangan _-)v

“mashita…”, desis Yunho sambil menyunggingkan senyumnya. Sooyoung ikut tersenyum sebelum wajahnya benar-benar kaku menahan sakit.

“O…Oppa aku kebelakang sebentar”, pamitnya sambil berlari kecil ke arah kamar mandi yang cukup jauh dari arah kedai. Nafas yeoja itu tersengal, menopang tubuhnya dengan susah payah. Beberapa yeoja didalam KM menatap wajah pucat Sooyoung takut. Yeoja itu hanya tersenyum getir dan membasuh wajahnya diwastafel. Menghapus make up-nya dan menata nafasnya pelan. Tanpa air, ia menegak pil digenggaman tangannya. Yeoja disampingnya menyodorkan botol air mineral tapi ditolak sooyoung dengan senyuman. Beberapa yeoja yang masuk berteriak histeris menyadari siapa sebenarnya Sooyoung. Mantan model yang mengundurkan dirinya mendadak ditengah populeritasnya. Sooyoung menundukkan kepalanya, menerobos segerombolan yeoja yang mencercanya dengan pertanyaan mengapa ia hengakang dari dunia modellingnya yang bersinar.

“oppa, mianhae… aku pulang duluan. Aku akan transfer biaya makan kita hari ini. Gomawo telah menemaniku hari ini”, ucap Sooyoung cepat tanpa membiarkan Yunho membalas ucapannya. Yeoja itu menahan nafasnya berat dalam taxi yang melaju kencang kembali kerumahnya.

Changmin POV

“Hahahaha, pabo namja,” ucapku pada diriku sendiri. Seharian ini aku membuntuti Sooyoung dan Yunho. Bergenggaman tangan. Tertawa bersama. Memeluk bahu. Disuapi sooyoung. Yeoja ini memberiku harapan dan mencampakkanku. Hahahaha. Sakit. Hatiku sakit.

Dan aku masih disini. Dibawah pohon, menatap Yunho yang sedang menunggu Sooyoung. Apakah aku salah menyukai yeoja yang jelas-jelas memilih namjanya didepan mataku? Sooyoungie, aku tak pernah bercanda dengan perasaanku. Apakah kau tak mengerti perasaanku selama ini kepadamu. Kulihat Yunho berjalan keluar dari kedai dan keluar dari arena permainan. Eh? Sooyoung eoddi? Aku bergegas berdiri dan membuntuti Yunho yang menaiki bus seorang diri. Pandangannya kosong. Aku pun ikut masuk kedalam bus yang sama.

“sudah puas kau membuntuti kami?”, tanyanya tiba-tiba. Aku terkaget. Ia duduk disebelahku menatapku tajam.

“Yeoja itu, menutupi sesuatu. Aku tak tahu itu apa? Dan aku tak mau mengetahuinya,” ucapnya cepat. Aku menatapnya heran.

“maksudmu?”, tanyaku lagi. Ia tersenyum hambar dan menepuk pundakku lembut.

“turuti apa permintaannya, kita ikuti permainannya. Hanya itu cara kita dalam mencintainya”, jawabnya lembut sebelum turun dihalte berikutnya. Apa maksudnya? Aku tak mengerti segala ucapannya. Seseorang bantu aku n.n

Author POV

“eomma aku sudah makan malam, aku lelah. Jangan ganggu aku ne?”, pinta Sooyoung sambil menutup pintu kamarnya lirih. Sang eomma hanya geleng-geleng sambil melanjutkan menonton drama favoritnya The Third Hospital yang dimainkan aktor favoritnya, Oh Ji Ho kkkkkkkkk~ yeoja itu berbaring lemas sembari meringkuk lemas, menarik selimut menutupi tubuh kurusnya. Isak tangisnya teredam mulus. Ia menggigit tangannya. Ya… selalu seperti itu belakangan ini. Ia menahannya sendirian. Menutupinya dari siapapun disekitarnya. Yeoja yang menafsirkan dengan salah rasa berbagi.

“dokter bodoh… kau berbohong”, isaknya sambil mengumpat kesal. Dan lagi yeoja itu kehilangan kesadaran karena menahan rasa sakitnya. Sunyi. Tak ada lagi kecemasan. Ketakutan. Tangis. Hanya ada sepi yang merayap dibalik tembok yang selalu hangat ini.

“Shim CHANGMINNNNNNN”, teriak Sooyoung lantang. Mengejar sosok jangkung yang telah mendahuluinya dengan sepeda BMX. Yeoja dengan tinggi 178cm itu berlari kencang dan naik tanpa aba-aba dibelakang jok BMX Changmin. Namja itu hampir saja kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Tapi tangan kokohnya berhasil kembali mengontrol sepedanya dan melaju kmbali kearah kampus.

“kau mau membunuhku eoh?”, bentak ChangMin. Sooyoung mengeratkan pegangannya dipundak Changmin. Memeluk leher namja itu, membuat yeoja itu merasa aman. Berdiri disepeda seperti ini sangat berbahaya bukan? Dan lagi, kelakuan yeoja ini membuat seorang Shim Changmin menahan nafasnya.

“sampai”, ucap Changmin ketus. Mereka berada didepan gedung fakultas seni yang diambil oleh Sooyoung. Sooyoung masih dalam posisinya yang sama.

“aku ingin membolos, temani aku ne?”, pintanya. Changmin terhenyak kaget.

“turuti apa permintaannya, kita ikuti permainannya. Hanya itu cara kita dalam mencintainya”,

Perkataan namja saingannya a.k.a Jung Yunho kembali terngiang dipikirannya. Ia melepas pelukan Sooyoung dilehernya. Menatap yeoja itu heran. Biasanya yeoja itu yang mewanti-wantinya agar rajin pergi kekampus, kenapa sekarang ia yang mengajak membolos. Sooyoung dengan mata bulatnya memandang mata changmin. Meminta persetujuan namja bermata tegas itu dengan puppy eyes yang menjadi andalannya. Dan, selalu… namja bernama Shim Changmin itu tak pernah bisa menolak permintaan yeoja itu.

“Aishhhh… ka”, dan dengan cepat namja itu mengayuh sepedanya. Membelah kerumunan orang-orang yang baru saja tiba di area kampus. Sooyoung tertawa senang dan memeluk leher namja itu erat.

“kita pergi ke bioskop”, bisik Sooyoung. Changmin mengangguk dan berbelok menuju arah dimana bioskop berada. Mereka menatap bangunan bioskop yang menjulang tinggi. Sooyoung menunggu di depan poster film, mencari film yang sekiranya enak ditonton barengan. Ia terpaku pada satu poster. Sebuah film dokumentar. Sejoli semampai ini pun sepakat memilih film dokumentar ini, The Tears Amazon. Sooyoung tanpa izin terus menggenggam tangan Changmin, tak mau melepaskannya sepanjang menonton film yang tak menguras air mata dan perasaan tapi sangat berkesan -_-

Dan mereka menghabiskan waktu yang panjang seharian selayaknya orang berkencan. Sooyoung tak hentinya tertawa dan tersenyum lembut. Dan sekarang, tepat jam 8 mereka berdiri didepan rumah sooyoung yang sudah mulai redup.

“gomawo oppa”, ucap Sooyoung lembut dan mengecup pipi namja yang terus mengucapkan kata cinta untuknya semenjak 5 tahun yang lalu tanpa henti. Ia tersenyum lembut dan membiarkan namja itu shock tanpa ekspresi didepan rumahnya.

Yunho POV

Dan ketakutanku benar-benar terjadi. Yeoja itu meghilang tanpa bekas. Dan bahkan orang tuanya tidak mengetahui akan kepergiannya.

“Pabo yeoja. Mengapa kau suka membuat orang disekitarmu khawatir eoh? Eodiga? Yaaaa… kau dimana pabo?,” teriakku histeris. Aku mengacak rambutku frustasi. Tampak eommonim, eomma sooyoung ditopang oleh appanya. Mencari yeoja itu dipelosok kota dan ditempat kerabat dan teman-teman kampus maupun modellingnya. Tapi nihil. Yeoja itu menghilang tanpa bekas. Soojin. Eonni satu-satunya Sooyoung bahkan nampak ketakutan kehilangan dongsaeng satu-satunya itu. Aku mencoba menenangkannya dengan menepuk pundaknya beberapa kali. Walaupun kami seumuran dan terus bersama sejak sekolah hingga kerja, aku tak memiliki rasa padanya. Ia cantik. Tapi hanya seorang Choi Sooyoung yang dapat menggetarkan hatiku. Dan kini, yeoja itu hilang ditelan bumi. Senja menyapa. Wajah kelelahan mulai muncul diwajah kami satu persatu. Shim Changmin juga berdiri disalah satu kami. Aku menunduk. Frustasi tentu saja.

“Tring”

Sebuah pesan masuk di ponsel tuan Choi. Dengan wajah letih ia membukanya.

“APPA~”, teriakan dalam pesan membuat kami kembali semangat dan berlari kelayar ponsel tuan Choi. Pesan berakhir. Hanya berisi Voice Mail berupa kata “Appa”

“hubungi kembali… ini bukan nomor Sooyoung”, teriak Nyonya Choi. Dan tuan Choi mengikuti perintah anae-nya.

“tuuuutttt tuuuuuttt tuuuuuttttt…”, nada dering terus menyahut dari seberang.

“yeobseo?”, sahut suara dari seberang.

“YEOBSEO!!!!!”, teriak kami bebarengan.

“nuguseyo?”, jawabnya takut. Aku menarik ponsel tuan Choi tanpa izin. Oke ini memang enggak sopan. Tapi aku akan menyelesaikan dengan cepat. Aku meloudspeaker agar yang lain dapat mendengarkannya.

“barusan kau mengirimku pesan voice mail… aku tanya sekarang pengirimnya dimana?”, tanyaku cepat. Lama balasan dari seberang.

“yeobseo….”, panggilku kesal.

“ah ne…. pesan tadi dari pasien kamar 102 di Seoul Hospital. Saya perawat yang merawatnya tadi”, jawabnya agak pelan seperti berbisik. Aku memberi isyarat ke Changmin untuk menyiapkan mobil. Dengan kendaraanku kami bergegas menuju Seoul Hospital. Dalam perjalanan kami terus berpikir, ada apa dengan Yeoja kesayangan kami ini.

Changmin POV

Terlambat. Kami semua terlambat. Yeoja itu tak lagi terbaring dikamar yang dimaksud oleh perawat tadi. Ia telah meninggalkan kami sebelum kami menemukannya. Yeoja ini… mengapa ia mementingkan dirinya sendiri? Wae? Wae? Tak kah kau melihat kami. Orang yang mencintaimu. Aku tak pernah berharap perasaan ini dibalas. Aku hanya ingin melihat kau selalu tersenyum walau aku terluka. Tapi melihatmu tersenyum dengan wajah dingin, ini membuatku sakit. Sungguh ini menyakitkan. Jebal, buka matamu sekali lagi. Ucapkan kata yang sering kau ucapkan. Sekali lagi, tolong ucapkan sekali lagi “nde, nado saranghae Mingie yah”.

“Jebal Kajima~”, pintaku. Seribu kalipun aku meminta, aku tahu… kau takkan membuka mata indahmu. Apakah harus seperti ini? Apakah harapanku harus berakhir seperti ini? Tidak bisakah kau mengerjapkan matamu dengan polos lagi? Jebalyo….

Behind Story….

“aku sakit apa dok?”, tanyaku pelan. Pada awalnya nampak ia gelisah dan mencari wali ataupun orang yang mengantarku. Aku menunduk. Aku kemari sendiri. Aku tak ingin membuat orang disekelilingku sedih.

“apakah kau tinggal sendirian?”, tanyanya takut. Dengan berat aku berbohong dengan mengangguk pelan. Kudengar helaan nafasnya berat. Ia menyerahkan sepucuk surat padaku. Rasanya lebih mendebarkan daripada mendapat surat pernyataan dari changmin. Lebih menguras tenaga daripada bermain seharian dan mendapat kecupan lembut dikening oleh Yunho oppa. . .

“kalau begitu saya permisi dahulu…”, pamitku. Dokter menepuk pundaku mencoba menghilangkan sedikit bebanku. Apakah parah? Ku harap tidak n.n

Berdiri menunggu taksi didepan rumah sakit membuatku tak sabar membuka surat ditanganku. Deg deg deg. Degup jantungku makin tak terkendali membuka surat itu.

“mianha agashii…”, ucap seorang ahjussi disebelahku. Dengan cepat aku memasukkan kembali surat ditanganku.

“saya agent artis… anda memiliki proporsi wajah dan tubuh yg bagus. Anda cocok menjadi seorang model”, tawarnya sambil memberikan kartu nama. Aku menerimanya dengan sopan.

“berapa umurmu?”, tanyanya dengan bahasa informa.

“15 tahun”, ucapku polos. Ia nampak terkejut dengan jawabanku. Well, aku memang memiliki tinggi diatas rata-rata. Umur 15tahun, tinngi 170cm dan berat 42kg dan wajah yang lumayan dengan mata yang lebar tentu membuatku seperti anak-anak kuliahan pada umumnya. Walaupun begitu sifatku terbalik dengan posturku.

“lebih muda lebih baik, aku akan menunggu kabar darimu… anyeong”, pamitnya sambil menghilang. Aku tersenyum dan masih berdiri dipinggir jalan. Taxi kosong melintas dan bergegas aku menyetopnya. Kuselipkan kartu nama itu dalam dompetku. Kulirik tabunganku yang baru saja ku ambil. Tabunganku dari kecil berakhir di administrasi rumah sakit. Berapa pemeriksaan yang kulakukan? Ku ingat beberapa metode dan checkup yang kulakukan. Sungguh banyak dan panjang. Ini hanya karena sakit di kepala dan dada. Ku tarik kasar surat yang dari tadi tak sempat kubaca. . . hening. Dan kurasa dunia tidak berpihak kepadaku dalam hal umur. Kanker? Paru dan otak. Apakah tuhan kejam? Tidak, tuhan tidak kejam. Tuhan terlampau baik padaku. . .

“agashi… kita sudah sampai”, ucap supir taxi. Kulihat argo dan membayar sesuai nominal yang tertera.

“gomawo…”, dengan langkah berat dan pikiran yang tertekan aku berdiri di ambang pintu rumahku. Aku tak mungkin memberitahukannya pada orang tuaku. Tapi aku tak mungkin dapat mmbiayainya sendiri.

“kau sudah pulang?,” tanya eomma. Aku mengangguk mengiyakan. Senyum itu, aku tak mau wajah itu sedih.

“appa, eonni eoddi?”, tanyaku. Beliau menggeleng lemah dan menarikku ke meja makan. Harum aroma masakan rumah memenuhi rongga2 indera penciumanku.

“sepertinya enak… aku makan ne?”, selorohku sambil mengambil mangkuk nasi. Eomma mengangguk dan mengambilkan nasi.

“makan yang banyak ne”, pintanya. Ia mencubit pipi chubbyku dan masuk kedalam kamarnya. Aku menghela nafas, makan sendirian. Lagi, lagi dan lagi. Dirumah besar ini, aku selalu sendirian. Dan yang selalu menemaniku hanya kesunyian. Yunho oppa. Hanya ia yang sering menemaniku bila dirumah. Tapi, kini ia sedang ujian akhir. Sama seperti Soojin eonni. Mereka sedang belajar bimbel disekolah. Ahhhh…. pluk. Tas tanganku jatuh. Isinya berserakan dilantai, membuat selera makanku kembali  down.

“apakah ini hari sialku?”, batinku kesal. Dengan malas aku berjongkok dan membereskan segala hal yang berserakan. Eh, kartu nama? Kartu nama ahjussi itu? Kenapa tidak kucoba?

“baiklah… kita coba segalanya Syoung… Fighting~~!!!”, ujarku menyemangati diriku.

_______________________0

Setiap libur selalu kuisi dengan pengobatan dirumah sakit. Aku berbohong kepada semuanya tentang tempat pemotretan yang jauh sekalian liburan. Selalu begitu. Dan sekarang, dokter itu mengatakan waktuku tidak banyak. Pengobatan 4tahunku sia-sia. Kebohonganku hanya tersisa dosa. Tipuan obat2anku sebagai obat penghilang depresi pada eomma hanya angin lalu. Apakah hanya akan berakhir seperti ini. Bila aku pergi… eomma akan bersama siapa? Appa? Aku lupa appa telah berubah semenjak aku mengkonsumsi obat kanker yang kubilang obat depresi. Ia mengira aku stress karena melihat orang tuanya yang tak pernah akur. Soojin eonni sekarang juga lebih peka dan sering curhat padaku. Yunho dan Changmin masih seperti diawal kita bertemu.

Semua uang hasil modellingku kupakai untuk pengobatan, sisanya terkadang untuk mengisi lemariku dan soojin eonni. Kami beda ukuran jauh, jadi sepeninggalku tak mungkin ia memakai bajuku. Tapi… tas dan aksesoris yang menjadi brandku pasti bisa ia pakai kkkkkkkkkk~

Sekarang bagaimana aku membalas semua surat penggemarku… indonesia, korea, japan, malaysia, filiphina, thailand, turki, amerika… mereka sepertinya berusaha mati-matian menulis dalam bahasa korea. Bahasa yang kugunakan. Mereka sungguh lucu. Mereka menyebut diri mereka sbagai SooYoungSter. Bukan SooYoung Gangster, melainkan SooYoung Sister. Mereka menganggap aku saudara mereka. Belahan jiwa yang bahkan tak pernah aku temui.

“terimakasih untuk semua perhatian kalian

Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.

Terimakasih untuk cinta kalian

Maaf aku tak dapat membalasnya “

Shim Changmin dan Jung Yunho… aku tak tau membalas perhatian kalian dengan apa. Hanya ini yang dapat kulakukan. Kuharap tak ada air mata maupun dendam. Karena sungguh aku mencintai kalian. Selamanya.

end

Maybe… somedays we can meet again in afterhere

If

We meet again? I hope i can choose someone

Who is it?

I

Choose

You

Marriage under age??? why not!!!

“eomma… aku masih SMP. Eomma tega!!!”, teriakku kesal.

“salahmu sendiri… bukankah eomma sudah bilang, eomma tidak suka kau jadi artis. Tapi lihat sekarang, ckckck bukannya patuh kau malah mengikuti audisi dimana-mana”, marah eomma-ku.

“eomma…”,

“sudahlah… lagipula kau sudah merasakan jadi artis di Jepang, jadi jangan harap eomma akan melepaskanmu kali ini”, hardik eomma dan meninggalkanku sendiri dalam kamar. Aku menangis ditemani eonniku—soojin-.

“sudahlah, jangan menangis begitu youngie. Aku punya kabar bagus buatmu”, bisik eonni ditelingaku. Suaranya seperti iblis kalau begitu.

“apa eon?”, tanyaku antusias, sepertinya ia memang punya khabar bagus.

“sepertinya namja yang akan dinikahkan denganmu tampan”,

“haaaaaaaah, hanya itu?”, kata jengkel.

“hehehehe, dan ia juga sama sepertimu”,

“sama? Dipaksa nikah maksud eonni?”,

“bukan bodoh”, soojin menjitak kepalaku,”ia juga dilarang menyanyi oleh appanya”, bisik eonni pelan.

“khabar baiknya mana eonni????”, teriakku kesal. “kalo ia dillarang menyanyi tentu aku juga dilarang menyanyi olehnya”, batinku.

“kau ini!!! begini, setelah menikah berarti kau punya keluarga baru-kan?”, tanya soojin eonni. Aku menganggukkan kepalaku. “dan ia tentu saja yang menanggung hidupmu. Jadi kau dan dia bisa bebas”, ujar eonni. Aaaaaaaaaah~~ benar juga!!!

“gomawo… eonni memang pintar”, kupeluk eonniku dengan erat. Ia tersenyum dan mengacak rambutku kesal.

_______________

Ditempat lain seorang namja menelungkupkan kepalanya karena frustasi. Ia ingin saja bunuh diri karena amarah appanya.

“bagaimana mungkin appa menikahkanku dengan anak kecil”, ujarnya frustasi. Ditangannya terdapat seorang foto yeoja yang sedang berfoto ria dengan saudara perempuannya.

“kyu…”, panggil wanita paruh baya.

“eumh”, ia menjawab dengan ketus.

“jangan marah kyu… appa-mu mengkhawatirkanmu sebenarnya”, ujar wanita yang sepertinya eomma dari anak namja tadi.

“aku tidak marah eomma, aku kesal”, ujarnya.

“itu sama saja”, ujar yeoja paruh baya itu sambil mengelus kepala aegy namja semata wayangnya.

“eomma sudah pernah melihatnya sebelumnya. Ia anak baik walau ceplas-ceplos. Dan juga ia penyanyi”, bisik sang eomma.

“mwo???”, pekik namja yang dipanggil kyu itu. Sang eomma cepat membekap mulutnya.

“ssht, jangan berisik cho kyuhyun. sebenarnya ini adalah rencana eomma dan appa sooyoung. Ia juga dilarang oleh eommanya untuk menjadi penyanyi diKorea sepertimu. Jadi, dengan pernikahanmu ini kau bisa bebas”,

“bebas???”,

“ya bebas. Kau sudah punya keluarga sendiri. Appa sudah tidak bisa ikut campur. Perusahaan appa yang dihadiahkan kepadamu biar dikelola eomma dan noona-mu oke!”,

“kya… eomma memang pintar”, ujar Kyuhyun girang.

_____________________0

Dua orang itu saling menatap dengan heran.

“apa ada yang aneh diwajahku?”, tanya kyuhyun panic.

“tidak, hanya kaget. Kukira yang dinikahkan denganku sudah ahjussi. Ternyata hanya beda berapa tahun diatasku”, ujar sooyoung ceplas-ceplos.

“hahahaha, ternyata kau juga tidak nampak seperti anak kecil seperti difoto”,

“jadi, kenapa kau mau dinikahkan denganku?”, tanya sooyoung to-the-point.

“eumh, kau sudah tau alasan ‘itu’kan?”,

“ne. tapi apa tidak ada alasan lain?”, tanya sooyoung lagi.

“kurasa karena aku mulai menyukai kecerewetan, pipimu dan rambutmu”, ujar kyuhyun jujur.

“owh..”

“ya~ masa tanggapanmu hanya itu?”, kata kyuhyun tidak terima. Sooyoung tertawa dan membungkuk minta maaf.

“dan kau? Kenapa mau menikah denganku?”, tanya kyuhyun balik. Sooyoung menggaruk kepalanya.

“alasan awal sama sepertimu. Kedua aku suka suaramu, sangat halus tidak cempreng sepertiku. Dan mungkin untuk perbaikan kepada keturunanmu”, ujar sooyoung sambil terkikik.

“apa maksudmu?”, kata kyuhyun yang merasa di ejek oleh sooyoung.

“matamu kan sipit, sedang aku lebar”, ujar sooyoung sambil tersenyum lebar. Ia menunjuk-nunjuk matanya yang lebar.

“ya~ kau mati choi Sooyoung!!!”, teriak kyuhyun dan mengejar sooyoung yang sudah berlari.

“mian!!!”, balas teriak sooyoung. Dan adegan kejar-kejaran seperti di india pun terjadi diruang keluarga Choi Sooyoung. Ya, kedua keluarga itu memang sedang berembuk mengurus tentang perjodohan anak kedua mereka. Appa sooyoung dan eomma kyuhyun saling mengacungkan tangan tanda berhasil melihat kedekatan anak mereka yang seperti sudah saling kenal lama. Brug. Terdengar suara orang jatuh dari lantai atas.

“hiks… appo”, desis choi sooyoung yang terdorong oleh kyuhyun.

“omo… mian sooyoung-ah”, kyuhyun membantu sooyoung berdiri. Deg. Degup jantung mereka seirama. Terdengar halus mengisi tiap sudut ruangan. Senyum mereka terkesan malu-malu. Hanya dengan sentuhan itu, mereka dapat mengetahui perasaan mereka masing-masing.

“mian”, sooyoung melepas kecanggungan dan melepas tangan kyuhyun dari pundaknya. Dan berjalan tergesa-gesa masuk kedalam kamarnya, melupakan rasa sakit dipergelangan kakinya.

“apakah aku mencintainya?”, tanya mereka masing-masing dengan lirih.

___________________0

“aku sedang audisi… doakan aku yah!’, bisik kyuhyun di telepon. Sooyoung mendesah dan mengguman.

“iya, aku akan terus mendoakanmu kyunie”, balasnya ikut berbisik. Di seberang telepon tampak wajah mereka sedikit canggung.

‘suaramu sepertinya tidak senang aku ikut audisi Young-ah?”, tanya kyuhyun.

“ani… aku hanya…”,

“aku apa?”, potong namja itu cepat.

“aku takut kehilanganmu…”, desis Sooyoung. Wajahnya memerah.

“aigoo… aku nggak mungkin pergi jauh darimu. Aku milikmu Cho Sooyoung-ku sayang”, suara namja ini tegas tanpa keraguan. Wajah sooyoung makin memerah seperti kepiting rebus.

“aish, sejak kapan kau pintar ngegombal seperti ini?”, gerutu sooyoung sambil ngipasin wajahnya yang panas.

“eumh… sejak aku memiliki anae yang cerewetnya selangit…”

“Yakk~!!”, bentak sooyoung.

“tapi entah kenapa aku menyukainya. Neomu neomu juwahae…”, sambung Kyuhyun sambil terkikik.

“ishhh”, desis sooyoung.

“Young-ah…”, panggil Kyu.

“Ne…”, jawab sooyoung cepat.

“bisa kau panggil aku oppa?”, Pinta Kyu dengan nada anak kecil.

“andwe!!”, pekik Soo.

“jebal… panggil aku Oppa sekali ini saja”, kini nadanya makin manja.

“andweyo Kyunie”, jawab Soo tegas.

“hiks… aku nangis nih… aku nangis…”, ancam Kyu.

“hahahahaha, ne ne ne… Kyu Oppa uljima ne~”, kini sooyoung yang beraegyo ria.

“gyaaaaaaa…. gomawo chagi. Mmuach mmuach muach”, kyuhyun mencium telpon genggam ditangannya bertubi-tubi. Sooyoung terkikik ngeri diseberang.

“Oppa oppa oppa…. “, panggil soo seteah mereka hening daam pikiran masing-masing.

“ne?”, jawab kyu heran.

“saranghae”, ujar soo cepan dan menutup telpon genggamnya. Mereka sama2 memegang dada mereka. Degup jantung itu berirama sangat cepat. Senyum indah merekah dengan cepat.

“fighting chagi!”, desis mereka sambil menatap telpon genggam dan menciumnya kilas.

_________________0

1tahun kemudian

“tuan sooman, sebenarnya mereka berdua sudah menikah. Saya mempunyai buktinya. Dan saya harap anda bersedia mengeluarkan mereka dari manajemen anda”, ujar seorang namja paruh berapi-api diikuti anggukan maut yeoja yang sama tua disebelahnya. Mereka sangat murka mengetahui anak mereka masih saja kukuh dan malah ikut training disalah satu entertaiment terkenal.

“heum, begitu. Kalau begitu saya akan memanggil mereka. Mumpung mereka sedang latihan disini”, ujar Sooman dan mengangkat gagang telponnya. Ia berbincang sebentar dan menutup telponnya. Wajahnya nampak aneh dengan senyuman yang juga aneh. Selang beberapa menit kemudian kedua orang yang dipermasalahkan datang.

“anyeong…”, sapa mereka serempak. Mereka nampak tegang karena melihat wajah orang tua mereka.

“baiklah, aku tidak perlu basa-basi. Aku hanya ingin bertanya… apakah berita pernikahan kalian ini benar?”, tanya sooman. Sooyoung menunduk dalam, kyuhyun menepuk pundak yeoja yang sudah jadi anae-nya itu.

“ne”, jawab Kyuhyun jujur.

“berarti benar…”, sooman mengetuk-ngetuk jarinya. Kedua orang tua tadi nampak senang.

“aku sudah mengeluarkan uang banyak untuk mencari artis berbakat seperti kalian…. jadi aku tidak mengeluarkan kalian… maaf untuk bapak dan ibu”, ujar sooman.

“mwo? Ya~ kalau ini kusebarkan anda mendapat masalah bukan dengan skandal ini?”, gertak tn.Cho.

“dan anda juga mendapat skandal krn menikahkan anak dibawah umur”, ujar sooman tenang. Das. Benar. Kedua orang tua itu sudah tidak bisa berkutik.

“apakah sudah selesai? Kalau iya, aku akan menyelesaikan acara keluarga ini. Dan anda tn.Cho dan Ny.Choi jangan mencoba membuka masalah ini bila anda tidak ingin punya masalah. Dan kalian Soo dan Kyu… terserah kalian mau membocorkan ini dan kalian berhenti menjadi artis dengan tidak langsung atau menutupinya untuk kebaikan kalian dan keluarga besar kalian tentunya…”,

“gomawo…”, ujar sooyoung senang.

“oh ya… tahun ini super junior akan menjadi group-mu kyu. Dan sooyoung menyusul tahun depan. Jadi aku harap kalian menjaga berita ini baik-baik… tapi, kalau kalian ingin yah terserah kalian sih”, kata sooman bijak dan mengerlingkan mata. Sooyoung dan kyuhyun memasang wajah secerah mungkin. Tangan mereka saling berpegangan satu dengan yang lain.

___ Kyuhyun Pov___ –

“hahaha, kau lihat wajah aboeji tadi? Aneh banget, apalagi eomma-mu. Sepertinya ia sangat marah soo…”, ujarku. Aku sedang menelpon sooyoung sekarang. Karena persiapan debut super junior aku tinggal di dorm, dan sooyoung bolak-balik pulang kerumahnya karena ia masih bersekolah.

“heu, ne”, jawabnya malas.

“kau tidak senang aku telpon?”, tanyaku dengan nada kesal.

“a..ani oppa, aku sangat lelah dan tadi eomma-ku dan aboeji-mu memarahiku”,

“mwo? Mereka tidak memukulmu kan?”, tanyaku panik. Gara-gara teriakanku tadi sungmin menatapku dengan masam.

“tidak, hanya marah…”

“oooo”,

“oppa…”,

“ne?”

“bogoshipoyo…”, wah, dia ini… padahal baru saja bertemu denganku tadi.

“nado…”, ujarku. Aku memang kangen dengan kecerewetannya dan pipinya. “kau sedang apa?”, tanyaku.

“aku? Sedang mengerjakan PR”, jawabnya dengan cepat.

“ya sudah lanjutkan tugasmu, besok aku tunggu di tangga darurat oke?”,

“ne, oppa istirahatlah dan makan obatnya”, tegurnya.

“tentu, bye… MMMUACH”,

“hahaha, mmuach… anyeong oppa”, pip, dengan cepat ia mematikan hubungan telpon. Haaaaaah, sepi. Sebelum aku didorm pasti ia minta aku mengajarkan PR dan mendongenginya hingga ia tertidur. Anak itu benar-benar kekanakan, tapi itu yang membuatku makin menyukainya hehehehe.
Haaaaaaaaah, lagi-lagi aku menghela nafas.

“cepatlah libur”, pintaku lirih.

_________0

1thun kemudian

“aboeji mian…”, aku terus menangis dan menangis. Entah kenapa air mata tidak bisa selesai turun dengan deras dari kedua mata-ku.

“sudahlah, ini sudah terjadi”, ujar aboeji menepuk pundakku dan kemudian memelukku. Kyu, sadarlah. Aku masih membutuhkanmu, ujarku dalam hati.

“youngie, jangan bersedih begini. Eommonim yakin pasti kyu sadar dari komanya. Percayalah”, kata eommonim mencoba tabah. Padahal ia terus menangis sepertiku. Aku mengangguk dan menyeka airmataku. Kyu pasti akan sadar, ia namja yang kuatkan? Dan ia berjanji akan selalu bersamaku, ia takkan meninggalkanku secepat ini. Ahra eonni menepuk pundakku dan memberi isyarat.

“oppa, aku tinggal sebentar. Nanti aku kembali lagi. Para oppadeul super junior akan kemari. Dah oppa… chu”, dengan cepat aku mencium keningnya.
“saranghae…”, bisikku kemudian kembali mencium pipinya.

________0

Kyu sadar? Eomma, benarkah?!!! Teriak hatiku senang. Dengan cepat kusambar telpon genggamku dan menghubungi ahra eonni.

“youngie~ dia sudah sadar”, ujar ahra sebelum aku bertanya. Aku kembali menangis. Tangisan bahagia tentunya.

“kapan ia boleh pulang eonn?”, tanyaku pelan-pelan takut terdengar oleh taeyon dan yoona yang menjadi roommate-ku.

“aku tidak tahu youngie, mian… tapi akan kukhabari secepatnya bila dia sudah dirumah okey”, haaah, pasti sekarang banyak wartawan dan para oppadeul dan artis lainnya. Eh, SNSD pasti kesana kan untuk menjenguk? Aha!

“taeyon eonni, apa kita tidak menjenguk Kyuhyun-ssi? Kudengar dari Siwon-ppa ia sudah sadar”, tanyaku takut-takut. Ia diam sebenar sebelum mennjawab.

“kutanyakan dulu kemanajer Kim okey. Kalau bisa yah kita menjengukknya”, ujarnya enteng. Ya~ kenapa pelit sekali leader satu ini. Menjenguk saja harus tanya dulu ke manager Kim. Hish, menyebalkan.

___________________0
Bulan-bulan berlalu… hubungan keduanya makin membaik…
_______________________0

Ah, nelpon sooyoung ah… dia lagi ngapain ya sekarang? Jangan-jangan dia sibuk… nanti malam sajalah. Iseng kubuka laptop sooyoung, kau tahu aku berada dikamarnya sekarang hehehehe. Aku sudah biasa menginap disini. Kalian tahukan alasannya. Eh, sungmin dan sooyoung? Aigooo, kenapa aku bisa lupa. Bukankah ia menjadi MC dengan Sungmin di Chunji radio. Telpon ah…

“haloo…”sapa sungmin dan sooyoung serempak. Aish, kenapa ramai. Mereka sepertinya bertengkar menyebut namaku. Samar-samar kudengar…

“tapi dia cintaku…”, eommona, itu suara sooyoung. Apa ia tidak takut ada skandal krn omongannya.

“aku menyukai suaranya…”, lanjutnya. Dan pertengkaran sungmin-sooyoung berlanjut. Aku sampai tidak sadar menjawab apa. Huvft…

“kyuhyun… ayo kita membuat kyuhyun dan sooyoung chungji”, ajak sooyoung dan ditukas sungmin. Mereka sepertinnya dekat. Dan lagi-lagi mereka bertengkar.

“hyung… saranghae”, bisikku.

“ne”, jawabnya. Kulihat wajah sooyoung masam krn mendengarnya. Hallo masa ia cemburu dgn cowok? Huwaaaaaaa, kurasa sooyoung mulai ngomong lagi.

“sooyoung-ssi, sooyoung-ssii”, panggilku agak sopan krn agaknya ia benar2 jengkel.

“nee”, jawabnya.

“sarangsahammita (aku juga mencintaimu)”, ujarku agak berbisik krn malu.

“ahhh- nado saranghaeyo… i love u, u love me, we love each other”, balasnya.

“i’m fine thank you”, kataku bercanda dan ia kembali tertawa. Kukira wajahku bullshing sekarang. Dan percakapan berlnjut beberapa menit kemudian.

___________0

“oppa, kau dikamarku ya?”, tanya sooyoung ditelpon genggam. Bagaimana ia tahu?

“tidak…”, ujarku berbohong.

“ekhem”, ujar seseorang dibelakangku. Saat aku menoleh ia sudah ada dibelakangku.

“ke..kenapa kau ada disini?”, tanyaku kaget. Ia memasang wajah masam dan mengambil foto pernikahan dan album pernikan kami.

“kau mau apa dengan itu semua?”, tanyaku was-was. Aku takut ia marah dan membuang semuanya.

“menyembunyikan ini. Besok aku ada syuting dirumah untuk acara MTV… aku takut mereka menemukan ini”, ujarnya. Wajahnya nampak capai. Ini pasti karena jadwal padat SNSD.

“eumh”, aku manggut-manggut dan ikut mencari tempat persembunyian untuk barang-barangku yang ada dikamar sooyoung.

“beres juga”, kataku bangga. Ia langsung melempar badannya dikasur.

“kau capek?”, tanyaku cemas. Ia mengangguk pelan dan mulai memejamkan matanya.

“mau kupijit?”, ku tawarkan bantuanku untuknya.

“tidak usah. Oppa sudah minum obat?”, tanyanya balik. Aku mengangguk dan ia tersenyum simpul.

“tidurlah”, suruhku mengelus kepalanya. Ia menarik tanganku dan menggenggamnya lembut.

“jaljayo chagii”, gumannya. Aku hanya dapat senyum.

“jaljayo”, kukecup tangannya dan keningnya.

“saranghaee…”, desisku dan hilang dalam buaian.

___________0

Waa, apa yang dilakukan sunny, yoona dan taeyon dikamarku? Hish, bukankah mereka seharusnya bagian bersih-bersih.

“ya~ kalian…!! apa yang kalian lakukan”, teriakku keras. Bagaiman a kalau mereka menemukan ‘itu’. Untung saja kyu sudah pulang tadi pagi-pagi sekali.

“aku ingin bermain dikasurmu”, jawab taeyon. Eomma juga nampaknya agak cemas, hahahaha tentu saja. Kalau terbongkar mau ditaruh mana tuh wajahnya…

“biar eomma yang kesana”, ujar eomma dn beranjak kedalm rumah. Kutendang-tendang rumput dan kerikil didepan kakiku. Mereka lama sekali didalam kamarku… apa yang mereka kerjakan?

______

“kau tadi cemas sekali youngie… apa kau menyembunyikan sesuatu?”, tanya hyeoyon diperjalanan saat kami kebagian belanja.

“tidak ada…”, jawabku bohong.

“tidak ada tapi wajahmu jadi takut sekali… keluargamu juga sepertinya menyembunyikan sesuatu dari semua orang…”,

“tidak ada Hyo, hanya rahasia kecil keluargaku kok”,

“oh kukira album pernikahanmu”, bisiknya sangat pelan ditelingaku. mwo?

“kau gila, aku baru selesai sweet seventen, bagaimana aku menikah diusia semuda ini… soo-man saja melarang kita pacaran hingga kau putus dgan eunhyuk oppa kan”,

“jangan berbohong… aku sudah tau semuanya”, ucapnya dengan mimik wajah yang menakutkan. “jangan berbohong padaku, jujurlah… kau tidak pernah berbohongkan youngie???”.

“hyoyeon eonni, itu tidak mungkin…”, ujarku cemas.

“aku tidak akan membocorkannya ke member lain… aku sebenarnya sudah tahu tanpa perlu kau bercerita”,

“hyo sudahlah main detektif2annya…”, pinta-ku.

“eommonim-mu pernah ke kantor lee soo-man kan dengan aboeji-nya kyu kan?”,

“bagaimana kau tahu?”,

“bukankah aku sudah bilang kalau aku tahu semuanya… dan setelah kalian dipanggil ke kantor oleh sooman sendiri. Dan aku mendengar pengakuan kyuhyun saat itu”, bisiknya.

“aku tidak melihatmu saat itu”, ujarku ikut berbisik.

“se..sebenarnya aku ada dibalkon kantor sooman bersama eunhyuk waktu itu, dan eunhyuk oppa juga mengetahuinya”, jawabnya menjelaskan.

“eunhyuk dan kau tahu ini sebelum kita debut? Mengapa kau tidak memberithukannya kepada yang lain?”, tanyaku heran.

“kita kan teman youngie, mana mungkin aku memberitahukannya kepada yang lain… lagipula aku makin yakin kalau kalian “ekhem” setelah mendengar percakapan kalian tadi malam di radio… aku tidak mengerti kenpa kalian bisa senekat itu???”, katanya dengan berdecak kagum.

“sooman seonjongnim bilang nggak papa kok”, jawabku polos. Hyoyeon memasang wajah cengo miliknya, dia menatapku seolah berbicara “bgaimana-bisa-kalian-dibiarkan-sedangkan-aku-dan-eunhyuk-oppa-disuruh-putus?”. Aku membalasnya dengan tatapan “kan-menikah-dan-pacaran-definisinya-berbeda-jadi-kami-lebih-bebas…” aku melanjutkannya dengan senyuman gaje milikku.

“kita sampai juga”, ujarku memecah lamunannya.

_____________0

“eonni, kurasa aku menyukai kyuhyun oppa”, aku seohyun didepan kami semua. Aku yang sedang minum air hampir saja tersedak mendengarnya. Hyoyeon menyenggol lenganku dan menatapku dengan raut aneh.

“kalian cocok sekali…”, sahut taeyon.

“suara kalian sama2 indah”,

“dan kalian sama2 magnae”,

“di SM Town kalian juga akan berduetkan? Wah, serasi sekali”, aku sendiri yang tidak menyahut seperti yang lain, padahal aku terdengar orang banyak omong di SNSD.

“eonni, bagaimana menurutmu?”, tanya seohyun tiba2 padaku.

“ya, kalian sangat cocok”, ujarku dengan sedikit senyum diwajahku. Seohyun mengembangkan senyumnya dengan sempurna. Kenapa semua orang di SM mendukung mereka, apa krn ia jauh sempurna di atasku? Suaranya, wajahnya. Ia ada jauh diatasku, dan aku susah menggapainya. Walaupun kyuhyun sudah menjadi milikku, apa ia tidak akan tertarik dengan yeoja perfect seperti seohyun.

“eonni, kenapa kau melihatku terus?”, tanya seo membuyarkan lamunanku.

“kau sangat cantik”, ujarku mencubit pipi cubby-nya. Ia menggembungkan kedua pipinya kesal. Aku tertawa sejenak dan berbalik masuk kekamarku.

____________0

Perih. Itu yang kurasa. Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat kyuhyun menggenggam tangan seohyun dan membelainyanya dipanggung. Nggak cukupkah ia membuatku kesal dengan dekat terus dengan seohyun, dan sejak tadi mereka menempel terus seperti perangko kemana2. ah, kyu kau membuatku kesal.

“hyo, aku ke toilet sebentar yah… nanti kalau SNSD akan tampil hubungi aku okey”, pamitku pada Hyeo. Hyeohyun yg mengerti perasaanku pun mengiyakan dan menepuk punggungku sebentar. Haaaaaaaaaah, aku mendengus kesal dan segera berbelok menuju tangga darurat. Kusetel lagu2ku saat masih dijepang bersama marina takahashi. Ini bisa menghilangkan kesedihanku saat mengingat kebersamaan kami. Go go happy, it’s love, painting, onna no ko magic dan star terus berputar ditelingaku. Tuk, aku mendapati seseorang menepuk kepalaku. Saat kuberbalik senyumnya langsung mengembang, ditariknya headset dari telingaku.

“apa yang kau dengarkan?”, tanyanya antusias.

“seperti biasa”, jawabku enteng. Ia menyandarkan kepalanya dibahuku seperti biasa.

“kau dari tadi disini?”,

“ne”,

“kau tidak melihatku dipanggung?”,

“melihat”, jawabku. kuyakini airmtaku akan menetes.

“adegan demi adegan?”,

“ya”, sekarang aku ingin menangis.

“kau tidak marah?”,

“hanya bingung, bgaimana menjawab adegan itu kepda keluarga kita”, jawabku sambil menutup mulutku.

“kau kan ada disana, jadi keluarga kita tidak akan bertanya”, ujarnya enteng. jd bila kau tadi beradegn ciuman pun kau akan menjawab begitu? kau bhkan tidak meminta maaf padaku cho kyuhyun. apa kau hanya mengnggapku seperti ini?

“mian kyu, sepertinya aku sudah dipanggil hyo eonni”, ujarku menyingkirkan kepalanya dari bahuku.

“ne, semoga berhasil”, ujarnya. Dengan cepat aku meninggalkn tempat itu.

“soo, cepatlah…”, tarik hyo, ia memberikn tisuue kepadaku.

“kau tidak apa2?”, tanyanya kuatir, eunhyuk berada disebelahnya.

“aku tidak apa2, hanya terharu melihat banyaknya sone’s disini”, ujarku. Eunhyuk dan hyo menepuk pundakku seakan mengerti masalahku.

“sabarlah”, kta mereka kompak.

______________0

Ada apa dengn sooyoung, akhir2 ini ia seperti menghindar dariku? Apa aku membuat salah kepadanya? Sepertinya tidak… ada apa yah? Ah… mungkin ia sibuk dengan album barunya. Semenjak Gee mereka kan semakin terkenal. Sepertiny itu masalahnya…

soo, kau dimana?

Kuberanikan mengirim sms kenomornya. Sudah lama aku tidak pernah mengirim sms kenomornya, biasa aku hanya membalas sms yang dikirim olehnya. 2 menit, 3 menit, 30 menit… tumben ia tidak membalas. Bukankah dia suka sekali kalau membalas sms org? Telpon nggak ya? Hati2 dia sibuk sampai nggak membalas sms-ku. Eh, itu jessica dan yuri, mereka ada dikantor SM sepertiku, berarti ia ada disinikan?

“sica, yul…”, panggilku. Mereka membungkuk dan menghampiriku.

“ada apa?”, tanya mereka heran krn tumben aku memanggil mrk.

“apa kalian sibuk?”,

“tidak, seminggu ini kita bebas tugs dan tidak ada yang mengikuti acara variety show”, jawab Yuri diikuti anggukan jessica. Mereka tidak sibuk. Tapi kenapa sooyoung tdk menjawab sms-ku?

“choi sooyoung?”, tanyaku dengan sedikit keberanian. Mereka saling tatap dan berguman aneh.

“ada… tapi ia agak aneh belakangan ini. Entah apa penyebabnya…?”, jwb jessica. Aneh?

“berubah semenjak SM Town kemarin deh kayaknya. Oh iya, tiba2 saja ia mau memotong rambutnya buat album kita ini, Nggak tau kenapa?”, lanjut yuri. Memotong rambut panjangnya? Ini anak kenapa sih??

“ah itu sooyoung”, tunjuk jessica. Aku mengikuti arah jari jessica

“sooyoung~”, panggil yuri. Ia melambaikan tanganny sebentar dan menahn topi hoodienya menghampiri kami.

____________________0

Kenapa ia ada disini??? Ah, aku harus ngomong apa dihadapannya???

“anyeong…”, ku membungkukkan badanku.

“kau dari mana saja… dari tadi kami mencarimu tau”, kata jessica kesal dan menjitak kepalaku lembut.

“seenaknya menghilang tiba2”, sahut yuri.

“hehehe, mian. Aku habis makan dengan siwon oppa”, jawabku.

“owh…”, kata Yul_sic kompak.

“sooyoung kenapa tidak mengajakku sekalian?”, tanya kyuhyun. Aku menatapnya dengan datar.

“memang kau siapa-ku?”, tanyaku dingin dan berbalik arah menuju pintu keluar. “kajja!!”, ajakku menarik lengan Yul_Sic.

___________0

“kau dari mana saja… dari tadi kami mencarimu tau”, tanya jessica sambil menjitak kepala sooyoung.

“seenaknya menghilang tiba2”, sahut Yuri.

“hehehe… mian aku habis makan dengan siwon oppa”, cengirnya dengan WaTaDos (wajah tanpa dosa). Siwon Oppa? Siwon hyungku?

“owh…”, kata Yul_sic kompak.

“sooyoung kenapa tidak mengajakku sekalian?”, tanyaku. ia menatapku dengan ekspresi yang sulit di artikan.

“memang kau siapa-ku?”, tanyanya balik dgn nada dingin dan berbalik arah menuju pintu keluar. “kajja!!”, ajaknya menarik lengan Yul_Sic yang bengong.

“sooyoungie…”, panggilku lirih. Tutup hoodie-nya terbuka membuat rambut pendeknya terpampang jelas.

___FlashBack###__________.

“rambutmu menggangguku sooyoung”, kataku sambil mengikat rambutnya kesal.

“hehehehe, mian”, ujarnya sambil terus duduk didepan kipas. Rambut panjangnya berkibar mengikuti arah angin dari kipas.

“cantik”, pujiku sambil memeluknya dari belakang.

“ya~ aku kepanasan kyunie”, rengeknya melepas pelukanku.

“biarkan rambutmu panjang okey… kau Nampak semakin cantik kalau begini”, pujiku kembali memeluknya.

“nde, aku tidak akan memangkasnya hingga pendek”, janjinya sambil mencium pipiku.

“kau jangan ingkar”,

“tidak akan kyunie~”,

_____end FB___________

“ia berubah sejak SMTown”

Ada apa memangnya? Aish, yeoja ini membingungkanku…apa karena duet itu? Dia cemburu dan marah?

“hyung kau mau kemana?”, tanyaku pada eunhyuk dan shindong.

“eumh, ke dorm SNSD”, jawabnya sambil membenarkan kacamata hitamnya.

“boleh aku ikut?”, tanyaku. Ia mengangguk dan duduk menungguku berganti baju.

“kajja”, ajakku.
____________0

“oppadeul super junior kesini~”, teriak sunny melihat kedatangan kami bertiga.

“anyeong haseyo…’, sapa kami.

“sooyoung dimana?”, tanyaku to the point. Mereka menunjuk kamar paling ujung tempat sooyoung dan Jessica.

“gomawo”, aku bergegas sambil membawa bungkus snack dan mawar merah.

“Youngie~”, panggilku sambil membuka pintu kamarnya. Nampak seohyun, sooyoung, Jessica dan hyeoyon sedang bermain kartu dilantai. Sooyoung menatapku datar dan melanjutkan permainannya.

“oppa~”, panggil seohyun. Aku membungkuk dan berjongkok disebelah sooyoung.

“lihat aku bawa apa? Snack kesukaanmu dan mawar merah seperti biasa… kau suka?”, tanyaku.

“nde”, jawabnya dingin.

“ya~ aku sudah susah2 datang kesini… masak kau bersikap begitu padaku?”, ucapku pura2 kesal.

“memang aku harus ngapain?”, tanyanya ketus.

“kau biasanya berkata begini “oppa, gomawo” atau “kya~saranghaeyo oppa”, bukan begitu?”,

“oh”, jawabnya.

“youngieya… kau kesal karena apa?”, tanyaku bergelayut manja ditangannya.

“tidak ada”, jawabnya.

“kenapa kau begini?”, tanyaku.

“Aku kenapa?”,

“kau tiba2 jadi dingin padaku… 6 tahun kita bersama kau tidak pernah sekesal ini padaku. Katakana apa kesalahanku…”, rengekku.

“6 tahun?”, Tanya seohyun shock.

“kalian tidak diberitahu sooyoung kalau kami sudah menikah 6 tahun yang lalu?”, tanyaku balik. Mereka menggeleng kecuali hyohyeon. Wajah shock juga Nampak dari personil snsd yang lain didepan pintu. Sooyoung melirikku dingin.

“sebaiknya kau pulang kedorm sebelum aku menyepakmu”, ujar sooyoung dingin.

“ara ara… aku akan pergi. Tapi kau harus memberitahu kenapa kau marah padaku”,

“aku cemburu… kau puas”, jawabnya sambil menyeretku keluar dari kamar.

“cemburu?”,

“ya… aku cemburu. Semua artis SM mendukung hubungan antara magnae. Kau dan seobaby. Sedangkan mereka tidak mengetahui hubungan kita. Dan karena kau, sekarang member snsd mengetahui rahasiaku. Ah~ dasar pabo namja”, gerutunya.

“ah, sooyoung-ku kembali”, jeritku senang. Bak. Hantaman keras mendarat diperutku.

“jangan senang dulu kyuhyun…”, bisiknya disaat aku menderita.

_____________-0

“eonni… benarkah kau punya hubungan dengan kyuhyun oppa?”, Tanya seohyun dengan raut muka menyedihkan. Aku mengangguk walaupun kutahu itu berat.

“kalau begitu berikan kyuhyun oppa padaku sebelum kusebarkan ini kemedia dan Lee SooMan ahjussi!”, ancamnya.

“berikan? Memangnya kyuhyun barang yang bisa dipindah pemilikkan seenaknya. Lagipula kami tidak pacaran ato tunangan, tapi menikah. Dan sooman sanjangnim sudah mengetahuinya sebelum kami debut”,jawabku enteng.

“dan kau menutupinya dari kami?”, bentak taeyon.

“manager Kim tahu. Hyohyeon juga tahu… aku tidak beri tahu karena kalian tidak mau tahu kan”, jawabku kesal karena menjadi tempat yang disalahkan.

“sudahlah seo, masih banyak namja diluar sana. Lagipula aku dengar kau menjalin asmara dengan yonghwa bukan?”, kata Jessica dengan wajah malas karena mengantuk.

________0

Sikap seohyun berubah kepadaku semenjak pengakuan kyuhyun. Hah, aku seperti yeoja pengganggu saja. Untung member SNSD yang lain mau mengerti.

“dia masih marah?”, Tanya tiffany, aku mengangguk dan meneruskan sarapanku.

“kenapa ia tidak mau mengerti sih?”, ejek taeyon.

“kekanakkan”, balas Jessica kesal melihat kelakuan seohyun.

“sudah, jangan memperburuk suasana”, ujarku.

“anyeong haseyo”, teriak seseorang didepan. Hyohyeon dengan cepat berlari dan kembali.

“ada apa hyo?”, Tanya taeng.

“ada paket untuk sooyoung. Tidak ada pengirimnya”, ujarnya menyerahkan kotak mungil padaku.

“ah, dari eommonim”, jawabku setelah mengocok kotak itu sebentar.

“eommonim? Eomma-mu atau eomma kyu?”, selidik tiffany.

“eomma kyu”, jawabku sambil membuka kotaknya.

“apa isinya?”, Tanya Yoona semangat.

“cincinku yang tertinggal saat aku menginap”,

“kau menginap disana juga?”, kini Jessica Nampak semangat.

“cincin apa? Cincin pernikahanmu kah?”, cerocos Yoona.

“ya aku menginap saat liburan kemaren. Dan ini memang cincin pernikahan kami”,

“kyaaa… aku mau lihat”,pinta taeng eonni. Kuserahkan kotak kecil itu pada taeng eonni dan mereka mengerubunginya seperti semut mengerubuti gula.

“ah, kapan aku mempunyai cincin seperti ini?”, desis mereka serempak. Seohyun menatapku tajam.

“setelah kontrak kita selesai”, ujarku. Aku menatap seohyun dengan tatapan lembut. Ia grogi dan membalas tatapanku. Sepertinya ia melunak. Ia tersenyum kaku. Tampak penesalan. Ia beranjak menghampiriku dan memelukku erat.

“joseonghamnida eonni”, ujarnya tulus. Aku tersenyum simpul.

“ne… nado joseonghamnida seohyunnie…”, balasku. Semua member menatap kami dan tersenyum senang. Mereka berlari dan memeluk kami erat.

“JAKKEMEUN~!!!! SO NYEOH SHI DAE!!!”, teriak kami tetap berpelukan.

“Menikah muda? Nggak ada salahnya kan????”, batinku.

_____________0

my boss, my first love

Image 

 

 

“ya, Choi Sooyoung~”,

Bruak, duak. Selalu dan selalu. Setiap hari aku harus merasakan bau amisnya telur dibajuku. Rambut panjangku disulut api. Frame kacamataku retak. Tasku dikoyak.

 

Sabar. Sudah cukup aku bersabar. Dengan kaki yang memar sehabis dijegal aku meninggalkan kampus menuju halte bus. Tatapan mata mereka merendahkanku seakan-akan aku ini hewan. Mau tak mau aku menyusuri trotoar, berjalan pulang. Aku tau, aku pasti tidak akan diperbolehkan naik bis yang sama dengan mereka. Aku juga tidak mngkin naik taksi. Bisa-bisa aku dimaki orang gila. Aku memasuki gang sepi. Jauh dari kampus. Sebuah mobil mewah menantiku diujung gang. 2 orang pria mendatangiku. Mereka bukan penjahat. Mereka pelayanku. Dengan hati-hati mereka melepas jaket dan jasku yang berlumuran tepung dan telur.

 

“buang saja. Mulai besok aku tidak akan memakainya”, kulepaskan kacamata retak dan kemeja besar yang kupakai.

 

“kajja, aku ingin mandi dan makan. Aku lelah”, ajakku.

 

“ne, Youngie-ya”,

 

_____________________)

 

 

“aigoo, mereka melakukan itu lagi pada anda Youngie-ah?”, tanya Hyoyeon emosi. Taeyon juga nampaknya kesal. Mereka pelayanku. Tapi sudah kuanggap keluarga sendiri. Mereka juga tidak kuperbolehkan memanggilku nyonya atau embel-embel lainnya. Aku lebih senang dipanggil Youngie oleh mereka. Itu karena aku tidak punya kelarga satupun. Hartaku melimpah. Dan semakin besar ditanganku.

 

“sudahlah, sebaiknya kau siapkan air panas. Aku ingin mandi”,

 

“ne”, Taeyon dan Hyo pun segera bergegas kekamarku. Aku mengurut keningku yang pusing. Haaaah, kampus menyebalkan dengan mahasiswa kurang moral. Aish~ lebih baik aku mandi, mungkin itu bisa mendinginkan kepalaku. Ku buka perlahan kamarku yang didominasi warna krem. Warna yang disukai Eonniku. Eonni yang baru kumiliki, saat dihari kematiannya. Fotonya terpampang jelas dikamarku. Yeoja manis dan berkacamata. Ia tersenyum sangat cantik. Aku tak pernah mengetahui aku punya sauadara. Choi Soojin. kau tahu, aku tidak menyangka kau akan mati dengan cara seperti ini. Aku bahkan awalnya tidak menyangka kalau dikampus elite seperti itu kau dikerjai hingga membuat nyawamu melayang. Tapi kini aku percaya setelah mengalami perlakuan yang sama denganmu. Dengan bergaya seperti keseharianmu, dandanan culunmu, berjalanmu, makanmu, tatapanmu. Aku aktor yang hebat.

 

“airnya sudah siap Youngie”,

 

“makasih Hyo, taeng”,

 

“ne”,

 

___________________)

 

 

Seorang yeoja dengan kaki indah menjejakkan kakinya di Kyuyoung University. Mobil Sport lambornigi miliknya nampak makin indah dengan ia sebagai pemiliknya. Suara derapan kakinya menggema disepanjang lorong. Tentu saja, karena ia memang berniat datang terlambat hari ini. Dengan dibantu gagang sapu ia membuka pintu kelas yang ramai. Bruk. Sebuah ember berisi lumpur jatuh tanpa mengenai siapa-siapa. Sontak semua mata tertuju kearah pintu yang terbuka. Ia mengembangkan senyuman manisnya. Beberapa namja langsung membalasnya dengan senyuman terbaik yang mereka miliki. Tatapan mereka tidak lepas dari Sooyoung yang memang membiarkan kaki indahnya sebagai tatapan empuk mata namja dengan hanya memakai hotspant berbahan jeans dipadu tanktop putih dan bolero panjang. Ia tidak dandan culun seperti kemarin-kemarin. Lebam dikakinya juga menghilang setelah tidak masuk setelah seminggu.

 

“hei, jangan duduk disana. Itu bangku untuk anak-anak sial”, bisik seorang yeoja.

 

“tidak apa-apa”,

 

“duduklah disampingku”,

 

“siapa namamu?”,

 

“pertukaran dari mana?”,

 

“maaf, aku Choi Sooyoung”, ujar Sooyoung. Sontak mereka menjauh dan memasang wajah blo’on milik mereka.

 

“kenapa? Bukankah kalian biasanya menjahiliku karena perintah BIG FOUR itu. Kenapa kalian diam?”, tanya Sooyoung sambil memasang headset pada telinganya. Mereka saling berbisik. Seorang yeoja berinisiatif memulai dengan melempar telur busuk. Hap. Dengan mudah Sooyoung menangkapnya tanpa memecahkan kulit telur tersebut.

 

“kau bisa menangkapnya?”, tanya Sooyoung sambil melempar balik telur tersebut. Prak. Tepat mengenai wajah yeoja itu.

 

“jangan macam-macam denganku”, kata Sooyoung dingin tapi kemudian tersenyum manis, membuat seisi kelas merinding.

 

__________________)

 

Lihatlah, bahkan mereka tidak mengenaliku. Dasar orang-orang bodoh. Kenapa kantin mendadak hening? Ah, sepertinya Big Four sudah datang. Mereka mendatangiku. Apa yang akan mereka lakukan sekarang?

 

“kau mahasiswi baru, beri salam dan perkenalkan dirimu pada kami”, perintah yeoja yang kutahu namanya Victoria Song. Aku berdiri dan meninggalkan kelompok manusia gila itu.

 

“ya~ kau…”, teriak namja yang ku yakini si Genius Yunho. Langkah mereka mengejarku yang sudah berada didepan kasir kantin.

 

“kau tidak tahu siapa kami hah!”, bentak Im Yoona.

 

“aku tahu. Kalian anak penyumbang terbesar dikampus ini kan?”, jawabku sekenanya.

 

“kau sudah tahu. Kenapa kau tidak hormat kepada kami!”, tanya Choi Siwon sewot. Aku bersyukur, walaupun marga kami sama-sama Choi aku tidak bersaudara dengannya.

 

“maaf, tapi aku terburu-buru”, kataku sambil menyenggol pundak Siwon dan Yunho dengan sengaja.

 

“kau… kau akan merasakan akibatnya tahu”, kecam Yunho. Aku membalikkan badanku dan menundukkan badanku 45 derajat.

 

“sudahkan. Sekarang jangan ganggu aku”, kataku dingin. Mereka menunjuk-menunjuk kearah mukaku dengan benci. hahahahahahahahaha

 

____________________)

 

“bagaimana tadi? Apakah mereka mengenali anda?”, tanya Taeyon dengan harap-harap cemas.

 

“tidak ada. Bahkan mereka mengira aku mahasiswi pindahan”, kataku datar.

 

“kenapa wajah anda nampak tidak senang?”, tanya Hyoyeon kuatir.

 

“aku merasa ada yang aneh”,

 

“aneh bagaimana?”, tanya mereka kompak.

 

“entahlah”, aku memang tidak tahu apa yang aneh tapi hatiku agak kurang sreg.

 

“apa anda takut terjadi sesuatu dengan anda seperti Eonni Choi Soojin rasakan?”, nampak wajah Taeyon berubah kuatir.

 

“ne, aku rasa begitu. Tapi akukan master karate dan judo. Jadi pasti bukan dari ini rasa takutku”,

 

“apakah anda perlu Bodyguard? Kalau iya akan kami beritahukan Teuk Oppa. Katanya saudara jauhnya sedang menganggur pasca kecelakaan yang dialaminya 2 bulan lalu”, kata Taeyon was-was.

 

“boleh juga. Emh, Taeng Eonni. Kau jangan pacaran terus dengan Teuk oppa bila aku nggak ada dirumah dong”, godaku. Wajah Taeyon langsung memerah.

 

“saya nggak pacaran Youngie”, rajuk Taeyon. Hyoyeon mencibirkan bibirnya.

 

“kau juga Hyonni. Jangan makan aja. Kau jadi seperti princess Viona kalau gendut begitu”, tambahku. Sekarang Taeyon yang mencibir dan Hyoyeon cemberut.

 

“ya~ Hyoyeon-ah. Mata, hidung dan mulut jangan kau kumpulkan dalam satu titik begitu. Jelek tahu”, ledekku.

 

“Soo…”, ujar Hyoyeon lirih.

 

“hahahahahaha, Kidding Hyo”,

 

 

________________________)

 

Fajar baru saja datang dengan semburat merahnya. Seorang yeoja nampak bermalas-malasan dibalkon kamarnya dengan menghirup teh merah kesukaannya padahal ini masih sangat pagi dan embun masih jatuh dengan empuknya dikulit. Dirapatkanya mantel tidurnya dan dihirupnya kembali teh kesukaannya. Senyum mengembang dibibirnya, membuat pipinya makin Chubby. Dengan keras ia berteriak ,”Ohayyooooo my sun”. Itu rutinitasnya. Itu kegemarannya setiap hari. Ia menyukainya. Direntangkan tangannya seakan-akan bisa memeluk matahari.

 

“semoga hari ini dan esok menyenangkan”, pintanya. Ia meloncat dari balkon kamarnya yang berada dilantai 2. dilemparnya begitu saja mantelnya kepada yeoja yang hendak menyapanya. Tanpa alas kaki yeoja itu membuka gerbang rumahnya dan menapaki jalan berbatu disepanjang jalan menuju taman. Seorang namja yang nampak masih setengah sadar juga menuju arah yang sama dengannya. Taman. Tempat favoritnya sepanjang waktu. Yeoja yang bernama choi Sooyoung itu meregangkan badannya dan pemanasan sebentar sebelum mulai senam tai-chi nya. Tangannya dengan tenang mengikuti arah aliran dari dalam tubuhnya. Trak. Sebuah ranting patah dengan mulusnya diujung kakinya membuat kosentrasinya buyar. Ia menghela nafas dengan kesal. Kembali ia berkosentrasi dan memulai kembali senam tai-chi nya. Hembusan angin membelai rambutnya pelan, berbaur dengan daun musim semi.

 

“wah, sudah siang… aku harus pergi”, ujarnya menggaruk kakinya yang kedinginan. Dibalik semak2 sang namja menghela nafas, seakan berharap yeoja yang selalu ditunggunya itu tidak meninggalkannya.

 

__________________________)

 

“hyuk, buatkan aku susu hangat yah!”, pintaku, yang disuruh hanya melihat sekilas dan tersenyum kecut.

 

“bisakah anda menyuruh leeteuk saja youngie?”, Tanya-nya.

 

“ani, aku menyuruhmu”, ujarku mantap. Dengan malas ia berjalan kearah dapur.

 

“kenapa dengannya? Biasanya ia paling senang kalau disuruh kedapur?”, tanyaku curiga ke leeteuk yang baru selesai merapikan rambutku.

 

“biasa, sedang bertengkar dengan hyeo”, jawabnya enteng.  Aku mengangguk2 paham.

 

“silahkan susu hangatnya”, ujar eunhyuk menyodorkan gelas besar padaku. Porsiku memang berbeda.

 

“gomawo”, dalam beberapa detik susu itupun tandas.

 

“youngie kita ini memang cantik bila sedang makan yah?”, puji leeteuk membersihkan noda susu dibibirku dengan tisu. Aku terkekeh menahan malu.

 

“nah, aku berangkat. Teukie, berikan kunci mobil padaku”, ujarku sambil merapikan ujung rok miniku.

 

“saya akan mengantarkan anda”, ujarnya menolak.

 

“aku mau kekantor cabang dulu”. Dengan sedikit merengut akhirnya ia memberikan salah satu kunci mobilku.

 

“semuanya…aku berangkat!!!”.

 

________________________0

 

“kau lemas sekali… ada apa hyunnie?”, Tanya eomma padaku.

 

“ani… aku hanya lelah eomma. Aku selesai”, kubenahi alat makanku dan membasahinya di westafel.

 

“taruh saja disana, biar eomma yang mencucinya”. Suruh eomma.

 

“ah, nde”, ujarku.

 

“aku berangkat eomma”, pamitku menutup pintu apertemen.

 

—————-00

 

Ah, kenapa sekarang aku seperti begini? Melamun nggak jelas, tapi melmun  yeoja cantik seperti dia bukan hal aneh bukan? Hahahahaha

 

“kau kenapa?”, Tanya seseorang dipintu lift yang akan kumasuki. Aku langsung memasang wajah dinginku. Betapa terkejutnya aku saat menyadari bahwa orang yang memperingatiku atau lebih tepatnya mengejekku adalah yeoja yang sedang berada dalam lamunanku. Tapi kenapa ia bias ada dalam kantor yang sama denganku.

 

“kau berkerja disini?”, tanyanya memecah kesunyian karena lift yang kam naiki menuju lantai yang sama. Ah, betapa senangnya hatiku, walaupun suaranya tidak seindah Seo Jo-Hyun yang menyukaiku.

 

“ya”, jawabku se cool mungkin. Mencoba menjaga imej seperti yang selama ini kulakukan didepan yeoja2 cantik.

 

“sebagai apa?”, tanyanya lagi. Sepertinya ia tertarik denganku.

 

“manager pemasaran”, jawabku bangga. Itu adalah kedudukan yang lumayan tinggi yang bias didapatkan orang seumuranku dikantorku. Ia tersenyum sangat indah. Kyeopta!!!!

 

Ting

 

“ah, permisi saya duluan”, pamitnya.

 

“ah, nde… tunggu. Apakah kau mau mendaftar pekerjaan disini?”, tanyaku. Ia menggeleng dan membungkuk hormat sebelum berlalu. Ia berjalan menuju Manager Kang yang memegang tampuk tertinggi disini sebagai kaki tangan bos besar. Apakah ia anaknya? Bukannya ia tidak menikah? Ah, tapi banyak juga kan yang mempunyai anak tanpa menikah. Para pegawai pria yang penasaran sepertiku langsung berlari menuju pintu ruang kerja manager kang. Mereka sibuk kasak kusuk nggak jelas tentang yeoja itu.

 

“noona Na…”, panggil mereka kepada office girl di kantor kami. Dengan sigap ia membawa nampan berisi 2 cangkir teh seperti mengetahui kemauan para pria itu. Mereka dengan cepat menyingkir menuju kursinya masing2. aku? Tentu saja aku menuju ruang kerjaku dan menuju pantry untuk mengorek informasi di Na Sang-Sil secara langsung. Selesai menyeduh kopi, ia tiba dengan wajah berkeringat karena di interogasi oleh karyawan2 lain.

 

“siapa namanya?”, tanyaku tanpa basa-basi.

 

“choi SooYoung”, jawabnya masih dengan wajah pucat.

 

 

 

“sepertinya aku pernah mengenal nama itu?”, ujarku mengingat-ingat.

 

“nde, dia bos besar”, kini ia menjatuhkan tubuhnya dikursi pantry. Aku dengan kepala berat dan secangkir kopi ditangan menuju ruanganku. Bos Besar? Yeoja itu? Bagaimana bisa?

my boyfriend is a ghost

Image

 

cast : secret

choi Sooyoung

Cho Kyuhyun

n the other

 

 

Tampan dan kaya, itu pasti aku. cho kyuhyun, namja terpopuler dikampus. Banyak yeoja mengincarku, apalagi aku tak hanya tampan tapi jenius dan aku mempunyai banyak teman karena keramahan dan keusilanku. Salah satunya Choi Sooyoung, dia yeoja dengan senyuman yang terbaik yang pernah kulihat. Ia selalu tersenyum ramah kepada siapa saja membuat semua orang betah disisinya, termasuk aku hehehehehehe… aku dan dia selalu duduk ditangga ini berdua menunggu dosen tiba, hanya itu yang membuat aku dan dia dekat kecuali hal satu ini…

 

“hyunie, kau bisa selesaikan ini?”, ia menyodorkan game nintendonya kewajahku. Dia juga maniak game sepertiku, tapi levelnya dibawahku. Ia paling suka game tembak, pokoknya yang bunuh-membunuh pasti ia suka. Ckckckckck

 

“wo  wow o, jangan cepat2. aku juga ingin tahu caranya”, teriaknya. Dia juga sangat suka teriak.

 

“ya, jangan bawel dan teriak2. suaramu membuat polusi udara tau”, kataku pura2 kesal.

 

“ne, ne… arasho”, ia kembali duduk tenang dan mengambil kotak coklat ditasnya.

 

“hei, ini bukan bulan February”,

 

“memang kenapa kalau ini bukan bulan February?”, tanyanya heran.

 

“ya… kalau ingin menyatakan cinta dengan coklat…”

 

“halo… siapa yang mau menyatakan cinta?”, ia memakan batangan coklat itu lahap. Kulongok tasnya, semuanya penuh dengan coklat. Huh, kukira ia mau memberikannya padaku. Sadar kyu, hanya dia yeoja satu2nya yang tidak tertarik padamu dikampus. Tapi biarlah, dia pasti akan menjadi milikku hohohohhoho

 

 

“nih”, kuserahkan Nintendo ketangannya. Lekas ia memasukkannya kedalam saku kemejanya. Ia sangat boyish. Hanya rambut panjangnyalah yang menandakan ia yeoja.

 

“kau mau?”, ia menyodorkan batangan coklat gara2 aku melihat cara makannya yang aneh.

 

“eumh”, kuterima juga akhirnya. “dalam tasmu banyak coklat, kau mau memberikannya kesiapa?”, tanyaku.

 

“ini?”, ia menunjukkan semua persediaan coklatnya. “biar bisa bertemu seseorang”, tambahnya.

 

“siapa?”,

 

“ada deh, mau tau aja…. oh yeoja2mu datang”, ia segera berkemas dan melenggang meninggalkanku bersama para yeoja2 yang terus menggodaku.

 

______________________________0

 

 

“Youngie, kau darimana saja? Appa dan eomma menunggu dari  tadi”, bentak soojin eonni.

 

“mianhae”,

 

“cepat mandi, badanmu bau”, perintah soojin eonni. Aku bergegas menuju kamarku yang berada ditingkat atas. Entah kenapa orang tuaku hari ini mengajakku pergi kesebuah restoran mahal, padahal mereka jarang berbicara padaku. Ini aneeeeeeh…

 

“dandan yang cantik”, teriak eomma didepan kamarku. Dandan? Hish, mereka tahu aku paling benci dandan, kenapa malah disuruh dandan. Memang sih perlengkapan dandananku lengkap. Tapi, aku sudah berjanji pada ‘dia’ hanya berhias apabila dengannya.

 

“oppa, mianhae… hari ini aku diajak keluargaku makan diluar… dan aku harus berdandan… boleh yah”, dengan cepat kutulis sebuah pesan dikertas putih dan melemparkannya keudara ku. srttttttttt. Wah cepat sekali ia membalasnya.

 

“yah, baiklah… yg cantik yah”,

 

Boleh? Tumben…? kenapa hari ini semuanya aneh yah? Kyuhyun juga tadi senyumnya aneh, eomma, appa, eonni juga. “dia” juga aneh…

 

“kau sudah selesai?”, tanya eomma didepan pintu kamarku.

 

“sudah”, kataku dingin. Ini memang sikapku. Aku sangat tertutup dan dingin pada keluargaku karena mereka juga bersikap seperti itu padaku.

Kupasang sepatu highheel hitam dikakiku, menyelaraskan gaun yang kupakai.

 

“kalo begitu kita berangkat”, eomma menarik lenganku.

 

________________________________0

 

Disalah satu ruang VIP nampak 2 keluarga yang bercanda dengan ringan. Sesekali terdengar tawa yang pecah karena lelucon yang dilontarkan.

 

“wah, ternyata anak anda lebih cantik dari yang difoto. Pantas saja anak kami ingin cepat2 perjodohan ini dilaksanakan, iya kan Hyunie?”, tanya Mr. Cho.

 

“ne”, jawab Kyuhyun malu2. sooyoung terus menatap gelas berisi anggur didepannya. Nampak Ia sangat marah.

 

“katanya kalian satu kampus yah?”, tanya Mrs.Cho ke sooyoung yang terus diam.

 

“ne”, jawab Sooyoung dingin.

 

“wah, baguslah kalo begitu. Berarti mereka sering bertemu”, seloroh Mr.Choi.

 

“hahahahahaha, kalo begitu kita kasih waktu untuk mereka  berdua berbicara”, suruh Soojin-eonninya sooyoung-.

 

“ide yang bagus”, dan semua keluar dari dalam ruangan.

 

“yo…youngie…”, panggil kyuhyun takut2. sekarang tinggal mereka berdua.

 

“hem”, jawab sooyoung datar. Tisue ditangannya telah berisikan kata2 dari tadi. Air matanya hampir mengalir. Ia sangat membenci kehidupannya. Ditatapnya tisue ditangannya lamat2.

 

Oppa, mengapa kau tak memperingatkanku???

 

-Ini yang terbaik..

 

Tapi aku mencintaimu…

 

-Aku tahu, karena itu kau harus bisa melupakanku

 

Apa maksud oppa?

 

-Kita beda dunia dan dimensi, aku tak bisa memilikimu walaupun aku mau. Begitu pula denganmu… jadi kumohon sadarlah youngie…

 

Tess, tess, tess…Air mata mulai membasahi permukaan kulit sooyoung. Wajahnya nampak pucat, bibirnya bergetar.

 

“kamu kenapa?”, tanya kyuhyun khawatir melihat calon tunangannya.

 

“a…aku tidak bisa”, ujarnya menahan isak. Ia menundukkan kepalanya semakin dalam. “mianhae oppa”, ujarnya  lirih diantara isak tangisnya.

 

____________________________0

 

 

Mr. TBC is BACK XD XD XD XD

 

#yang baca langsung ngmabek

Mianhae chingudeul… aku lagi sibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuk banget

#alasan

Jadi udah jarang bikin ff T.T

Mianhae nde (#bow)

Papai “^o^)/

 

 

 

 

 

 

 

 

Â